Sukses

Perkuat Penjagaan Maritim, TNI AU Siapkan Pesawat Amfibi Baru

TNI AU meningkatkan penjagaan dengan membeli pesawat Amfibi untuk patroli di laut Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi telah memerintahkan aparat terkait untuk menenggelamkan kapal nelayan yang melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. TNI AU pun meningkatkan penjagaan dengan membeli pesawat Amfibi untuk patroli di laut Indonesia.

"Pengadaan tersebut merupakan solusi tindakan pencurian di tengah laut. Tentu dengan pesawat Amfibi yang bisa di laut (bekerja) serta membawa tim ke laut," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia di Mabes TNI, Cillangkap, Jakarta, Senin (22/12/2014).

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio menyatakan, rencana pembelian pesawat Amfibi tersebut sangat efektif untuk mendukung TNI AU mengatasi pencurian ikan di laut Indonesia.

"Itu sangat efektif untuk mengatasi kegiatan ilegal. Tentu kebutuhan dan kekurangan dengan adanya pesawat melakukan patroli kini bisa dilakukan. Bahkan pesawat sejenis itu pernah dimiliki TNI AL pada tahun 65-an," jelas Marsetio.

Terkait anggaran, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan telah memasukannya dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015. Hal itu merupakan salah satu upaya mewujudkan program pemerintahan Jokowi-JK menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Kita juga akan mengaitkan poros maritim dengan jalur sutra China (di Laut China Selatan), di mana titik ini saling bersingungan keduanya. Tentu kita akan mencari opportunity tersebut," ungkap Moeldoko.

Rapim TNI

TNI menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) bersama 7 kementerian untuk mengevaluasi penggunaan anggaran 2014 dan membahas rencana tahun anggaran 2015. Ketujuh kementerian tersebut antara lain, Kementerian Pertahanan, Kementerian Negara PPN/Kepala Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat, Kemenko Polhukam dan Kemenko Kemaritiman.

"Di awal kita membahas evaluasi tahun anggaran 2014 serta bagaimana penggunaan kekuatan pada 2014. Kalau sebelumnya hanya ada satu rencana strategis perbaikan kesejahteraan prajurit serta alutsista, (tapi pada 2015) kita membahas penggajian prajurit, perumahan bagi prajurit, membahas pangkalan (Kodam) yang baru, serta kesehatan. Harapannya melalui itu, perbaikan remunerasi bisa diselesaikan seratus persen," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta.

Selain membicarakan kekuatan dan kesejahteraan SDM, Jenderal Moeldoko juga menegaskan akan membahas Rencana Strategis (Renstra) terkait perbaikan dan perawatan Alutsista. "Kita telah memiliki dan membeli Alutsista teknologi tinggi. Tapi Renstra perawatan dan perbaikan itu penting. Misal Pesawat di TNI AU pada saat tertentu kan membutuhkan perbaikan. Kalu tidak ada anggaran bina dikanibal disana-sini. Karena itu perlu harus ada anggaran perbaikan tersebut," jelas dia.

"Kita juga melakukan upaya yang kuat antara kerjasama TNI dengan di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Di mana kita mengusahakan TNI Indonesia menjadi big brother di kawasan ASEAN," terang Moeldoko.

Rapim TNI akan berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 22-23 Desember 2014. Dalam acara tersebut 173 perwira TNI juga hadir diantaranya, 4 Pimpinan TNI.