Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono menghormati keputusan Ketua Mahkamah Partai Mulyadi yang tak bisa menyelesaikan konflik internal partai. Menurut dia, jalan islah melalui juru runding merupakan langkah yang tepat.
"Sikap Muladi kita hormati dan menghargai. Pada dasarnya kita memang lebih sepakat menyelesaikan secara musyawarah untuk islah," ujar Agung di DPP Golkar, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Di sisi lain, Agung berharapjuru runding untuk tutup mulut terkait hasil islah yang belum disepakati. Hal ini menurutnya demi menjaga agar proses damai tersebut berjalan lancar.
"Saya harapkan, juru runding tidak mengumbarkan isu-isu yang belum sepakat. Kita harus menghormati apapun yang dibahas. Memang hak setiap orang untuk berbicara, namun demi kelancaran islah, maka sebaikanya hormati semua prosesnya," jelas dia.
Mantan Menko Kesra itu mengaku puas dengan pertemuan juru runding pihaknya dengan kubu Ical pada Selasa kemarin yang sudah menghasilkan sejumlah kesepakatan meskipun belum mencapai keseluruhan.
"Mereka berbahagia, suasana kekeluargaan, memang belum banyak yang dihasilkan. Tapi permulaan is not bad (tidak buruk)," tegasnya.
Dalam pertemuan antara juru runding dari kedua kubu, ada beberapa hal yang telah disepakati kedua belah pihak, yakni pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung, pemilihan presiden langsung, dan mekanisme pembenahan internal partai yang diharapkan lebih terbuka.
Namun ada hal yang belum disepakati, yakni terkait posisi Golkar, apakah tetap bersama Koalisi Merah Putih di luar pemerintahan atau bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat di dalam pemerintahan. (Riz/Mut)
Agung Harap Juru Damai Golkar Tak Umbar Isu yang Belum Sepakat
Agung Laksono berharap juru runding untuk tutup mulut terkait hasil islah Golkar yang belum disepakati.
Advertisement