Terbang ke Papua, Jokowi Siap Hadiri Perayaan Natal 2014

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, dan dua anak mereka Kaesang Pangarep dan Kahiyang Ayu bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Jayapura, Papua pada Sabtu (27/12/2014) pukul 07.35 WIB. Jokowi akan menghadiri perayaan Natal Nasional 2014.

Sejumlah menteri tampak ikut serta dalam rombongan perjalanan Presiden Jokowi itu, antara lain Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Selain menghadiri Perayaan Natal 2014 yang direncanakan akan diselenggarakan di Stadion Mandala, Jayapura, Sabtu sore nanti, selama di Papua Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan berdialog dengan masyarakat Adat di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Jokowi dijawalkan pula berkunjung ke Kota Sorong, Papua Barat.

Menurut Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto saat mendampingi Presiden Jokowi menerima delegasi kelompok masyarakat Papua pada Jumat 26 Desember 2014 malam, selain menghadiri perayaan Natal, Presiden ingin mendengarkan secara langsung suara-suara rakyat Papua.

"Yang jelas kunjungan Papua besok akan digunakan Presiden untuk betul-betul mendengar suara orang Papua untuk mewujudkan tanah Papua yang damai," kata Andi seperti Liputan6.com kutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, setkab.go.id.

Agenda Jokowi

Selain menghadiri perayaan Natal Nasional 2014, Jokowi juga akan melakukan kunjungan dan pertemuan dengan berbagai pihak selama berada di Bumi Cenderawasih.

Sekretaris Daerah Provinsi Papua Heri Dosinaen mengatakan, Presiden Jokowi direncanakan akan menghadiri pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka adat setempat di Universitas Cenderawasih.

"Setelah itu dijadwalkan melakukan pertemuan dengan relawan Jokowi di GOR Waringin Kotaraja. Selanjutnya mengunjungi pembangunan Jembatan Holtekamp dan beberapa titik pasar tradisional yang berada di Kota Jayapura," ujar Heri Dosinaen di Jayapura, Selasa 23 Desember 2014.

Natal Nasional yang baru pertama kali digelar di Papua ini diharapkan dapat menumbuhkan gerakan baru untuk melihat provinsi tersebut lebih komprehensif dalam pembangunannya.

"Pemerintah pusat juga diminta untuk melihat kondisi riil di Papua yang selama ini seolah terbungkam dan tertutup dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia," papar Heri. (Ans)