Sukses

Bergabung ke AirAsia, Pramugari Khairunisa Tinggalkan Kuliahnya

Biasanya pramugari AirAsia QZ8501 itu selalu berpamitan sebelum pesawatnya tinggal landas di bandara.

Liputan6.com, Palembang - Orangtua pramugari AirAsia QZ8501 terpukul dengan peristiwa hilangnya pesawat yang membawa anaknya, Khairunisa Haidar Fauzi.

"Awalnya kami dapat kabar dari keluarga tapi tidak percaya. Tapi setelah nama Anis (panggilan Khairunisa) masuk dalam daftar orang di dalam pesawat kami baru percaya, apalagi kemarin siang pihak AirAsia juga menelepon," kata ibunda Anis, Rohanna saat dihubungi, Senin (29/12/2014).

Biasanya, kata Rohanna, Anis yang berusia 22 tahun itu selalu berpamitan ke orangtuanya melalui telepon sebelum pesawatnya tinggal landas di bandara. Tapi hal itu tak dilakukan Anis pada hari pesawatnya hilang.

"Sebelum berangkat, Anis rutin menelepon. Tapi kemarin dia tidak menelepon untuk berpamitan. Kita hanya bisa berharap agar kondisi Anis dalam keadaan sehat," ujar Rohanna.

Kendati AirAsia QZ8501 belum ditemukan hingga hari ini, namun keluarga tetap berdoa dan mengharapkan tidak terjadi apa-apa terhadap Anis. Mereka yakin Anis selamat.

Khairunisa bergabung menjadi pramugari AirAsia sejak awal 2013. Setelah diterima di maskapai tersebut, anak bungsu itu memutuskan stop out (SO) dari tempatnya menuntut ilmu, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, meskipun saat itu sedang menyusun skripsi.

Saat Liputan6.com menyambangi kediaman Khairunisa, tidak terlihat aktivitas apapun. Rumahnya tampak sepi, beberapa orang menyebutkan seluruh keluarga Anis sudah terbang ke Surabaya, Jawa Timur.

Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak dari menara pengawas di Jakarta pada Minggu 28 Desember 2014 pukul 06.17 WIB. Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, pukul 05.20 WIB dan hendak menuju Singapura.

Pesawat tersebut mengangkut 155 penumpang dan 7 awak, yang terdiri dari 2 pilot, 4 awak kabin dan 1 teknisi. Salah satu dari awak kabin yakni pramugari Khairunisa. (Sun/Sss)

Video Terkini