Sukses

Kapten Pilot AirAsia QZ8501 Dikenal sebagai Pengurus Masjid

Kapten Iriyanto kerap berkecimpung menjadi relawan untuk membantu segala kegiatan masjid.

Liputan6.com, Sidoarjo - Para anggota keluarga, sahabat, dan tetangga berkumpul di rumah pilot pesawat maskapai AirAsia QZ8501 Iriyanto di Perumahan Pondok Jati, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka akan menggelar doa bersama untuk keselamatan si juru kemudi pesawat yang mengangkut 155 penumpang.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, Senin (29/12/2014), sejumlah saudara Iriyanto tengah sibuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk pengajian dan doa bersama. Ada juga beberapa tetangga yang membantu.

Menurut seorang tetangga bernama Bagrianto, selain sibuk sebagai pilot, Kapten Iriyanto juga dikenal aktif sebagai pengurus masjid di dekat rumahnya. Dia kerap berkecimpung menjadi relawan untuk membantu segala kegiatan masjid.

Selain itu, Iriyanto juga dikenal oleh warga sekitar karena menjabat sebagai Ketua RT 39 RW 9 di perumahan Pondok Jati sejak tahun 2000.

"Kalau tidak ada jadwal penerbangan, Pak Ir menjadi pengurus masjid. Dan sejak tahun 2000, beliau masuk dalam kepengurusan RT," ujar Bagrianto.

Kapten pilot AirAsia yang menetap di Perumahan Pondok Jati sejak 1995 itu juga dikenal sebagai orang yang sangat peduli terhadap lingkungan dan sangat rajin beribadah di masjid.

"Kalau tidak sedang dinas ya kadang beliau kumpul dengan masyarakat, dan terkadang juga beliau itu kalau ada undangan rapat RT juga datang," tandas Bagrianto.

Hilangnya QZ8501

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura itu dipastikan hilang kontak dari radar Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Baru 41 menit mengudara, Airbus A320-200 yang membawa 162 orang lenyap tanpa jejak, bahkan tanpa menyisakan ELT (emergency locator transmitter) sekalipun.

Faktor cuaca diduga menjadi salah satu penyebab hilangnya AirAsia. Apalagi, kontak terakhir pilot Iriyanto dengan menara kontrol adalah untuk minta izin bergeser dan naik ke ketinggian 38 ribu kaki untuk menghindari cuaca buruk.

Untuk mencari AirAsia dengan 155 penumpang yang hilang kontak, sebuah pesawat Heli Puma HT 3310 diterbangkan Tim SAR. Selain itu, juga diberangkatkan Boeing 737-200 A1-7303, King Air B 200 GT/PK CAO, Helly Bell TNI AD B 412 (HA 5174).

Untuk wilayah laut Tim SAR mengerahkan Rescue Boat 214, RIB Pontianak, RIB Ketapang. Jumlah personel SAR Pontianak yang turunkan berjumlah 24 anggota dan ditambah 4 anggota Dit Polair Polda Kalbar.

Kepala Kantor SAR Pontianak, Slamet Riyadi menyatakan, pencarian pesawat AirAsia belum menemukan hasil. "Pencarian masih nihil. Ya sudah ya," kata Slamet. (Riz/Sss)