Sukses

Basarnas Serahkan Serpihan AirAsia ke KNKT untuk Dianalisa

"Tugas selanjutnya KNKT untuk mengamankan bagian-bagian pesawat untuk keperluan investigasi selanjutnya."

Liputan6.com, Jakarta Badan SAR Nasional (Basarnas) menyerahkan penemuan serpihan dan benda-benda yang diduga merupakan bagian dari pesawat AirAsia QZ8501 ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Tindak lanjut itu dilakukan untuk menganalisa serpihan dan benda yang ditemukan.

"Selanjutnya proses penyelidikan pesawat akan dilanjutkan oleh KNKT, setelah serpihan dan benda dikumpulkan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/12/2014).

Soelistyo menjelaskan, KNKT akan melakukan investigasi penyebab hilangnya burung besi tipe Airbus A320-200 itu. Karenanya, temuan-temuan itu akan diserahkan kepada KNKT sebagai lembaga berwenang dalam hal ini.

"Tugas selanjutnya KNKT untuk mengamankan bagian-bagian pesawat untuk keperluan investigasi selanjutnya," ujar Soelistyo.

Memasuki hari ke-3 pencarian, tim pencari menemukan sejumlah benda dan serpihan yang diduga merupakan bagian dari Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu 28 Desember 2014 pagi. Temuan itu berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Salah satu yang ditemukan adalah emergency exit door atau pintu keluar darurat pesawat. Selain itu, di sekitar lokasi temuan tersebut, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo milik TNI Angkatan Laut (AL) juga menemukan 3 jasad manusia yang mengapung di permukaan laut atau sekitar 20 mil dari ditemukannya emergency exit door.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan co-pilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan.