Sukses

Penanganan Blackbox AirAsia QZ8501, Basarnas Serahkan ke KNKT

Menurut Basarnas perlu ada perlakuan khusus terhadap blackbox.

Liputan6.com, Jakarta - Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak mulai menemui titik terang di hari ke-3 pencarian. Sejumlah serpihan dan benda bagian dari pesawat serta 3 jasad penumpang berhasil ditemukan.

Meski demikian, blackbox atau kotak hitam pesawat tipe Airbus A320-200 itu belum berhasil ditemukan. Terkait itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) mengatakan, bahwa soal kotak hitam itu sudah bukan lagi ranahnya.

"Itu di luar dari ranahnya Basarnas," ucap Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 30 Desember 2014.

Menurut Soelistyo, perlu ada perlakuan khusus terhadap blackbox. Karenanya, jika nanti ditemukan, maka proses pengangkatannya pun tidak bisa sembarangan. Mengingat, data di dalam Voice Cockpit Recorder (VCR) ‎dan Flight Data Recorder (FDR) yang terdapat pada blackbox sangat penting untuk diteliti oleh KNKT.

"Kalaupun itu ada, evakator saya tidak boleh mengangkatnya (dari dalam air), nanti membuat rusak alat itu. Jadi kita cukup infokan, nanti yang mengerjakan adalah dari teman-teman dari KNKT. Karena perlu ada perlakuan khusus, pengangkatan pun harus ada special case," ujar Soelistyo.

Memasuki hari ke-3 pencarian, tim pencari menemukan sejumlah benda dan serpihan yang diduga merupakan bagian dari Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu 28 Desember 2014 pagi. Temuan itu berada di daerah Sektor 5 pencarian, yakni di bagian utara Laut Jawa dekat Selat Karimata atau dekat dengan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Selain itu, di sekitar lokasi temuan tersebut, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo milik TNI Angkatan Laut (AL) juga menemukan 6 jasad manusia yang mengapung di permukaan laut atau sekitar 20 mil dari ditemukannya emergency exit door. 3 Jasad diantaranya sudah dievakuasi menggunakan KRI Bung Tomo.

Kini seluruh, temuan-temuan itu, termasuk jasad yang sudah dievakuasi dibawa ke Pangkalan Bun. Khusus untuk jasad-jasad yang sudah ditemukan, akan diterbangkan dari Pangkalan Bun ke Surabaya untuk proses identifikasi oleh Tim Dissaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan co-pilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ali)