Liputan6.com, Surabaya - Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu 28 Desember lalu akhirnya ditemukan. Berawal dari penemuan sejumlah serpihan yang diduga bagian dari pesawat dan beberapa jasad penumpang di perairan sekitar Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa 30 Desember kemarin.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (31/12/2014), tahapan selanjutnya yakni identifikasi jenazah korban meliputi antemortem. Yaitu proses pengumpulan data jenazah sebelum meninggal dunia melalui keluarga korban atau rekan korban.
Metode sederhananya adalah dengan mengumpulkan data penampakan fisik korban, meliputi visual jenazah, perhiasan, dan pakaian yang dikenakan.
Kemudian metode ilmiah, meliputi usia, rambut, struktur wajah, struktur gigi, sidik jari, tanda lahir, dan data fisik lain.
Proses antemortem kemudian dilanjutkan dengan postmortem. Tahapan ini dilakukan untuk mencocokkan data-data antemortem seperti rambut, tinggi badan, ciri fisik, tanda lahir, bekas luka, dan pemeriksaan lain.
Selanjutnya dari proses identifikasi jenazah adalah mencocokkan DNA korban dengan DNA keluarga. Petugas akan mengambil sampel DNA dari keluarga korban untuk kemudian dicocokan dengan DNA jenazah korban.
Sementara hingga siang ini, petugas dan tim dokter tengah menunggu evakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501 ke daratan. Rencananya semua korban akan diterbangkan ke Rumah Sakit Bhayangkara di Surabaya, Jawa Timur untuk proses identifikasi. (Nfs/Ein)
Tahapan Identifikasi Korban AirAsia QZ8501
Setelah jasad korban AirAsia QZ8501 ditemukan, tahapan selanjutnya adalah proses antemortem, postmortem, pengambilan dan pencocokan DNA.
Advertisement