Liputan6.com, Sragen - Paguyuban Pakasa atau tapa bisu di Sragen, Jawa Tengah melakukan ritual puasa berbicara. Para peserta pakasa kemudian menggelar kirab dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer. Kirab dimulai dari pendopo rumah dinas Bupati Sragen dan berjalan mengelilingi pusat kota.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (1/1/2015), peserta kirab berjalan berbaris dengan membawa 2 buah gunungan hasil bumi, yaitu gunungan laki-laki dan gunungan perempuan.
Ritual ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil alam yang diraih masyarakat. Selain berdoa agar wilayah Sragen dilimpahkan kemurahan rejeki di tahun baru ini, doa juga dipanjatkan untuk korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Salah seorang pemimpin paguyuban memimpin doa untuk korban AirAsia QZ8501. Mereka berharap semua korban segera ditemukan. Juga proses pencarian yang dilakukan Basarnas dan tim gabungan diberi kelancaran.
"Korban AirAsia hingga kini belum semua ditemukan, Ya Allah. Kami mohon Ya Allah, agar diberi kelancaran dan segera ditemukan jasad saudara-saudara kami yang tertimpa musibah ini," begitu bunyi doanya.
Usai berdoa, kedua gunungan berisi hasil pertanian tersebut langsung diserbu warga. Dalam sekejap, kedua gunungan itu habis tak tersisa.
Bagi sebagian warga, hasil pertanian berupa sayur-mayur di gunungan tersebut diyakini sebagai simbol harapan kemakmuran dan berlimpahnya rezeki, serta perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. (Nfs/Yus)
Kirab Bawa 2 Gunungan, Warga Sragen Doakan Korban AirAsia QZ8501
Warga Sragen, Jateng menggelar kirab dengan membawa 2 gunungan hasil alam. Selain kemurahan rezeki, doa juga ditujukan untuk korban AirAsia.
Advertisement