Liputan6.com, Surabaya - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur hingga kini belum menerima data antemortem dan DNA dari keluarga korban Kopilot pesawat AirAsia QZ 8501, Remi Emmanuel Plesel.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yusuf mengaku masih kesulitan mendatangkan keluarga Remi yang berasal dari Perancis untuk melengkapi data antemortem yang dibutuhkan guna proses identifikasi jenazah.
"Karena kita mendatangkan keluarga, agak kesulitan," kata Anas di Mapolda Jawa Timur, Kamis (2/1/2015).
Ia menambahkan, Tim DVI sampai kini masih berupaya mendatangkan keluarga dari Remi. Sebab, data antemortem dan DNA keluarga Remi sangat diperlukan guna proses identifikasi.
"Yang WNA, jadi kita sudah koordinasi dengan perwakilan di sini untuk bisa mendatangkan khususnya keluarganya. Karena pengumpulan DNA harus keluarga khusus yang sedarah dengan korban," tambah Anas.
Ada 7 warga negara asing (WNA) dalam manifes penumpang pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura. Mereka adalah 3 warga Korea Selatan bernama Park Seong Beom, Lee Kyung, dan Inft Park Yuna.
Kemudian 1 warga Singapura bernama Chlid Choi Zoe Man Suen, 1 warga Malaysia bernama SII Chung Heui. Lalu 1 orang sebenarnya warga Singapura namun menggunakan paspor United Kingdom (Inggris) yaitu Choi Chi Man. Selanjutnya kopilot Remi Emmanuel Plesel yang merupakan warga Prancis.
Sementara itu, Tim DVI Polda Jawa Timur terus mengumpulkan data antemortem dari pihak keluarga korban hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 guna proses identifikasi jenazah.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Awi Sutiyono mengatakan, hingga kini pihaknya telah mengantongi sebanyak 161 data antemortem dari pihak keluarga.
"Data ante-mortem 161 yang sudah dikumpulkan, untuk antemortem dari korban WNA kurang 1 yakni Rami Emmanuel Plesel," kata Awi saat memberikan keterangan pers di Posko Antemoretem, Mapolda Jawa Timur, Kamis 1 Januari 2015 malam. (Ali).
Tim DVI Kesulitan Datangkan Keluarga Kopilot QZ8501 dari Perancis
DNA keluarga Kopilot pesawat AirAsia QZ 8501 dibutuhkan untuk mengidentifikasi korban.
Advertisement