Liputan6.com, Semarang - Gelombang laut di perairan laut Jepara hingga Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah masih sangat tinggi. Hal itu mengancam ratusan wisatawan yang berada di kepulauan itu kehabisan bekal karena persediaan uang tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menipis.
Salah seorang operator tur di Jepara, Syantaka menyatakan saat ini kebutuhan logistik dipastikan aman kendati tak ada penyeberangan. Namun para wisatawan terancam tak bisa bertransaksi jika uang tunai di mesin ATM habis.
"Saya khawatir kalau tak ada penyeberangan, stok uang tunai di ATM tak cukup. Padahal para wisatawan ini kan harus terus bertransaksi," kata Syantaka saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (3/1/2015).
Saat ini di kepulauan yang menjadi Taman Nasional tersebut masih terdapat lebih dari 200 wisatawan. Data awal menyebutkan ada 150 wisatawan, namun setelah dilakukan pendataan, masih lebih dari 200 wisatawan.
"Mayoritas wisatawan mandiri dan backpacker, jadi tak terkoordinasi dengan biro perjalanan wisata," ujar Syantaka.
Kapal Berlindung
Sementara itu syahbandar Jepara, Yuniarsono menyebutkan bahwa sesungguhnya ada 3 kapal penyeberangan antara Jepara dan Karimunjawa. Namun dengan kondisi gelombang yang mencapai 3 meter lebih, kapal-kapal itu sekarang berlindung di Pulau Panjang.
"Ada tiga kapal masing-masing KMC Express, KMP Siginjeh, dan tugboat yang saat ini berlindung di Pulau Panjang. Mereka tidak berani berlayar karena cuaca buruk di perairan Jepara ke Karimunjawa," kata Yuniarsono.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, diketahui kondisi perairan di Karimunjawa, kecepatan angin antara 14 sampai 18 knot dengan ketinggian gelombang 2,5 meter sampai 3 meter.
Sedangkan kondisi secara umum di perairan laut utara Jawa Tengah, kecepatan angin antara 5 sampai 16 knot, dan ketinggian gelombang maksimal 2 meter sampai 2,5 meter.
"Dengan ketinggian mencapai 3 meter itu, kapal penyeberangan tidak berani melintas. Sehingga mereka memilih berlindung," tukas Yuniarsono. (Ali/Ans)