Liputan6.com, Surabaya - Bantuan dari pihak asing tak hanya berdatangan untuk proses pencarian AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, Kalimantan. Tapi juga untuk proses identifikasi jenazah.
"Malam ini datang bantuan asing dari Singapura dan Korea Selatan. Rencananya datang untuk join identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI)," ujar Kabid dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono dalam konferensi pers di Posko Antemortem Mapolda Jawa Timur, Sabtu (2/1/2015).
Sejauh ini, tim DVI di Surabaya, Jawa Timur belum sepenuhnya mendapatkan identitas dari jenazah yang dikirimkan. Namun tetap diusahakan.
"Besok mudah-mudahan bisa direkonsiliasikan," tutur Kombes Pol Budiyono.
Lanjut Budiyono, sampai saat ini terus dilakukan identifikasi dari berbagai tahapan.
"Kalau sampai saat ini belum teridentifikasi, belum ada data yang cukup kuat dari kecocokan antemortem dan postmortem, sidik jari inafis juga gigi. Termasuk data medis dan properti. Ini tidak segampang yang kita duga," ungkap dia.
Budiyono menuturkan, tidak semua jenazah yang diterima bisa diidentifikasi sidik jarinya. ""Bisa karena sidik jarinya rusak," jelas dia.
Tim DVI sebelumnya telah membeberkan jenis kelamin 30 korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang sudah berhasil dievakuasi dan diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur.
"Dari 12 jenazah yang baru kita terbangkan ini, 9 berjenis kelamin laki-laki dan 3 perempuan. Jadi ada 30 jenazah yang sudah dievakuasi. Yaitu 17 laki-laki dan 13 perempuan. Dua di antaranya anak-anak," kata Direktur Eksekutif DVI Komisaris Besar Anton Castilani di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. (Tnt/Ans)