Sukses

Surat Terbuka Pilot untuk Menhub Jonan

Briefing pilot sebelum penerbangan mengundang polemik. Terutama setelah beredar surat dari Kepala BMKG kepada Menhub Ignasius Jonan.

Liputan6.com, Jakarta - Briefing pilot sebelum penerbangan mengundang polemik. Terutama setelah beredar surat dari Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi E Sakya kepada Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan yang bersifat penting dan terbatas. Surat ini beredar di tengah masih berlangsungnya pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501.

Surat itu menyebutkan berdasarkan log book di BMKG Juanda, Surabaya, pihak AirAsia baru mengambil bahan informasi cuaca pada pukul 07.00 WIB atau sesudah pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak bukan sebelum take off atau tinggal landas.

Sesuai ketentuan, setiap maskapai harus mengambil bahan informasi cuaca ke BMKG sebelum melakukan penerbangan. Sebab dalam flight document tertuang informasi cuaca sepanjang rute penerbangan, situasi bandara tujuan, hingga kondisi cuaca di bandara alternatif jika penerbangan tersebut terpaksa dialihkan.

Informasi cuaca itulah yang kemudian menjadi bahan briefing pihak maskapai dengan kru pesawat sebelum melakukan penerbangan. BMKG mengakui tidak semua maskapai rajin mengambil flight document sebelum melakukan penerbangan. Kendati demikian, bahan informasi cuaca bisa juga diperoleh melalui jalur online.

Terkait itu, seorang pilot bernama Fadjar Nugroho mengulik aturan soal prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, berikut praktik dan penjelasannya.

Dalam surat terbuka yang diunggah di situs ilmuterbang.com, sang pilot mengritik sikap Menhub Ignasius Jonan terhadap Air Asia karena tidak mengambil laporan cuaca tercetak dari Stasiun BMKG.

Berikut isi lengkap surat terbuka yang dimuat Fadjar Nugroho dalam ilmuterbang.com pada Jumat 2 Januari 2015 yang dikutip pada Sabtu (3/1/2014):

Bapak Menteri yang terhormat, perkenalkan nama saya Fadjar Nugroho.

Pekerjaan saya penerbang. Mungkin di mata orang lain ini adalah sebuah pekerjaan hanya sebagai ospir. Tapi saya bangga karena katanya pekerjaan saya membutuhkan kemampuan otak dan fisik yang tinggi.

Saya baru saja membaca berita bahwa bapak datang ke Air Asia dan marah besar kepada manejemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.

Sama dengan penerbang Air Asia dan maskapai lainnya, pada waktu saya terbang di Indonesia menggunakan pesawat beregistrasi Indonesia, saya harus mengambil laporan cuaca dari BMKG.

Kenapa BMKG? Karena sudah bertahun-tahun tertulis bahwa sebuah penerbangan komersial berbasis PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) nomor 121 ayat 101 memberikan petunjuk seperti di bawah ini.

------------------------------

-------------------------------------------

121.101 Weather Reporting Facilities

(a) No air carrier may use any weather report to control flight unless it was prepared and released by the Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) or a source approved by the Director.

------------------------------------------------------------------------

Saya tidak mengajari bapak Menteri tapi saya akan terjemahkan untuk pembaca lainnya karena saya yakin ayat ini sudah diperlihatkan pada bapak oleh staf bapak yang membuat ayat ini.

-----------------------------------------------------------------------

121.101 Fasilitas Laporan Cuaca

(a) Tidak ada maskapai (air carrier) apapun yang boleh menggunakan laporan cuaca untuk mengendalikan sebuah penerbangan kecuali laporan tersebut dipersiapkan dan dikeluarkan oleh BMKG atau sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara.

-----------------------------------------------------------------------

Jadi untuk mendapatkan laporan cuaca ini kami pergi ke briefing office yang menyediakan laporan ini berupa hasil print out atau fotokopi.

Alhamdulillah, sekarang dengan teknologi internet, terima kasih bahwa BMKG telah menyediakan laporan ini secara online dalam website yang alamat secara lengkapnya adalah:

http://aviation.bmkg.go.id/web/metar_speci.php

Pak Menteri, saya bangga dengan produk online BMKG ini. Tidak kalah dengan institusi sejenis di luar negeri yang menyediakan produknya secara gratis di internet. Dalam rangkaian produknya di website pun kita sampai-sampai bisa melihat citra satelit. Wah. Saya sampai bertepuk dada terhadap negara lain yang belum punya fasilitas serupa.

Sejak ada informasi cuaca untuk penerbangan di website BMKG ini banyak rekan-rekan saya yang penerbang dan FOO yang tidak perlu datang ke briefing office dan mengambil fotokopian laporan cuaca yang dipersiapkan oleh rekan-rekan dari kantor meteo yang biasanya dikumpulkan briefing office. Di PKPS di atas tidak ditulis bahwa laporannya harus berbentuk kertas dari BMKG.

Kabar gembira ini juga bagi rekan-rekan FOO yang bisa berkonsentrasi untuk melepaskan (release) sebuah penerbangan tanpa berlari atau berkendara baik motor atau mobil ke briefing office untuk mengambil fotokopian laporan cuaca. Apalagi kalau cuacanya hujan deras. Selama ada listrik yang menyalakan komputer dan printer kami, dan internet, maka kami bisa mendapatkan laporan cuaca. Para FOO akan punya banyak waktu untuk melakukan briefing dengan penerbang. Briefing yang artinya berdiskusi antara FOO dan penerbang untuk menentukan bahan bakar dan urusan penerbangan lainnya jika dibutuhkan.

Kami tahu dalam website tersebut ada peringatan bahwa informasi mungkin tidak update dan harus memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan. Dengan memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan kami tahu apakah data yang kami unduh di website itu masih berlaku atau tidak.

Tentunya ini juga kabar gembira untuk rekan-rekan yang bekerja di briefing office terutama untuk para spesialis peramal cuaca (forecaster specialist). Beliau-beliau ini bisa berkonsentrasi mengirimkan produk-produk cuaca penerbangan tanpa terganggu dengan aktifitas fotokopi.

Bapak Menteri, kami juga mohon bapak untuk datang ke fasilitas BMKG terutama di daerah-daerah untuk mendengarkan keluhan rekan-rekan kami para spesialis meteorologi. Kalau bisa juga mendamprat para pejabat yang tidak menyediakan fasilitas yang tidak selengkap negara lain sehingga website BMKG ini kadang tidak update sampai-sampai untuk mengunduh datanya pun harus hati-hati dengan masa berlakunya.

Pak Menteri, kabar gembira lainnya adalah, data BMKG tersebut secara normal ternyata didistribusikan secara global dalam dunia penerbangan. Artinya kalau kami buka website dari luar negeri pun, isinya akan sama dengan isi website BMKG. Kecuali kalau tidak diupdate oleh petugasnya.

Pak Menteri, kami tentunya tahu kalau mengambil dari website luar negeri, biarpun isinya sama, kami tidak bisa mengambilnya kalau bukan dari BMKG atau sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara. Jadi kami kembali ke website BMKG kecuali maskapai tempat para penerbang bekerja disetujui untuk mengambil data dari sumber lain oleh pejabat di kementerian bapak.

Pak Menteri, jangan damprat kami karena mendapatkan informasi cuaca dari internet karena informasi cuaca tersebut juga dari BMKG.

Pak Menteri, kami juga senang bapak berkunjung ke Air Asia dan memperhatikan cara kerja penerbang di sana. Kami akan senang kalau bapak juga menyempatkan diri berkunjung ke maskapai lain. Mudah-mudahan kunjungan ke maskapai lain tidak menunggu kecelakaan di maskapai tersebut.

Saya setuju dengan bapak untuk menghargai nyawa manusia. Sebagai penerbang, kami juga menghargai nyawa, baik nyawa kami, nyawa penumpang dan nyawa keluarga kami. Kami tidak bekerja sembarangan karena kami tahu resikonya adalah nyawa.

Bapak Menteri, bahkan saya sendiri kehilangan seorang adik kandung yang juga seorang penerbang. Jadi mungkin saya lebih memahami kehilangan nyawa di dunia penerbangan daripada wartawan yang menulis berita ini.

Juga pada wartawan yang pernah bertanya pada saya di TV bertahun-tahun lalu dengan pertanyaan:

"Apa perasaan anda dengan kejadian ini?", pertanyaannya aneh ya pak, pasti sedih kan?

Atau

"Apakah anda masih berani menerbangkan pesawat dengan kejadian yang menimpa adik kandung anda?".

Alhamdulillah sampai saat ini saya masih berani karena tidak ada hubungannya dengan adik saya. Saya yakin diapun bangga di alam sana melihat saya mengenakan seragam saya.

Bapak Menteri, terima kasih telah memperhatikan kami dan para penumpang.

Bapak Menteri, kembali ke masalah cuaca, di Indonesia cuacanya akan hampir sama pada bulan-bulan ini. Jadi tidak hanya rute Surabaya Singapura yang mengalami cuaca seperti ini. Penghentian penerbangan di rute ini tidak menyelesaikan masalah. Yang mendapatkan masalah adalah para penerbang yang kehilangan rute dalam pekerjaannya dan kesempatan penumpang terbang di rute tersebut. Kami mohon jangan ada rute yang dihentikan.

Saya mohon maaf kalau ada kesalahan dalam surat ini. Dalam pekerjaan kami, kesalahan ini disebut human error.

Kalau kami berbuat kesalahan, selain bisa mati, kami akan didamprat dan dihujat oleh umat manusia sedunia. Kalau kami tidak salah, tidak ada yang ingat karena sudah bayar sebelum naik pesawat.

Bapak Menteri, akhirnya saya hanya kembali berkata bangga terhadap bapak yang penuh perhatian pada pekerjaan kami. Kami dukung terus kerja bapak untuk memajukan penerbangan Indonesia yang aman.

Hormat saya,

Fadjar Nugroho

(Ans/Sss)

Video Terkini