Liputan6.com, Surabaya - Investigasi terhadap jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan. Penerbangan Indonesia AirAsia tujuan Surabaya-Singapura pun dibekukan sementara.
Duka begitu terasa di kediaman Khairunnisa Khaidar Fauzie, senior pramugari AirAsia itu telah berpulang untuk selama-lamanya. Penerbangan rute Surabaya-Singapura menjadi perjalanan terakhirnya.
Pesawat AirAsia QZ8501 yang membawanya bersama dengan 162 penumpang lainya jatuh di Perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Advertisement
Kesedihan pun melanda sejumlah keluarga korban yang lain. Mereka tak menyangka rencana liburan tahun baru di Singapura berujung duka.
Presiden Joko Widodo juga langsung menemui keluaga korban dan menyatakan keprihatinannya serta memerintahkan proses pencarian korban dan pesawat tanpa batas waktu.
Upaya Tim Basarnas gabungan untuk menuju lokasi penemuan serpihan pesawat harus menghadapi medan yang berat. Ombak setinggi 2 hingga 5 meter dan angin kencang dengan kecepatan 30 knot benar-benar menjadi tantangan hebat tim evakuasi.
Akhirnya setelah berselang 3 hari kemudian, pencarian membuahkan hasil. Satu persatu puing pesawat beserta dengan jenazah para penumpang berhasil ditemukan.
Selama sepekan, Tim Basarnas telah berhasil mengevakuasi 30 jenazah. Untuk sementara, baru 4 yang telah teridentifikasi yaitu Khairunnisa Haidar Fauzie, Kevin Alexander, Grayson Herbert, dan Hayati Lutfiah.
Seluruh pihak kini telah pasrah sambil terus berharap ada keajaiban penumpang selamat dan menanti penemuan kotak hitam yang dapat menjawab spekulasi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 itu.
10 Tahun sukses beroperasi di langit Indonesia, kini Tony Fernandes, CEO AirAsia bagai mengalami mimpi buruk. Pesawat AirAsia QZ8501 yang diawaki oleh pilot Irianto jatuh di kawasan Pangkalan Bun.
Sejumlah penumpang yang hilang hingga kini masih dalam pencarian. Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura terbang dari Bandara Juanda pukul 05.36 WIB. Pesawat terbang dengan ketinggian 32.000 kaki.
Pukul 06.12 WIB, pesawat meminta izin pada ATC Jakarta untuk berbelok ke kiri dan naik ke ketinggian 38.000 kaki untuk menghindari awan tebal yang dinilai membahayakan pesawat. Hingga pukul 06.16 WIB pesawat masih terpantau di radar.
Namun 1 menit kemudian, pesawat hilang kontak dengan ATC. Pesawat juga hilang dari radar dan hanya tampak flight plan track-nya saja.
Pasca-jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, Kementerian Perhubungan akhirnya membekukan sementara izin AirAsia rute Surabaya-Singapura sejak 2 Januari 2015.
AirAsia dianggap menyalahi peraturan dengan melakukan penerbangan di luar jadwal yang diizinkan. Karena seharusnya, AirAsia hanya memiliki jadwal terbang untuk rute Surabaya-Singapura hanya pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Setiap pelanggaran adalah awal dari bencana. Lalu sudahkah maskapai penerbangan kita memperketat prosedur penerbangan untuk keselamatan penumpang?
Bagaimana komentar warga mengenai jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 ini? Apakah mereka trauma untuk terbang dengan si burung besi ini?
Saksikan selengkapnya dalam tayangan Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (4/1/2015), di bawah ini. (Vra/Ado)