Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-8, Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) mendapatkan kekuatan tambahan dalam proses pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Yakni didatangkannya kapal perang RI (KRI) terbaru yang dimiliki Indonesia ke lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
"Rencana operasi yang dilaksanakan hari ini sejak pukul 06.00 WIB, melaksanakan tugas pencarian dan evakuasi terdapat penambahan beberapa unit unsur udara dan 2 KRI untuk masuk ke mission area. KRI Usman Harun dan KRI Frans Kaisiepo," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas Pusat, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (4/1/2015).
Bambang menjelaskan, tugas tim berikutnya adalah melanjutkan upaya pencarian dan mendeteksi objek yang berada di bawah air, termasuk black box atau kotak hitam.‎ "Kemudian evakuasi korban maupun temuan-temuan bagian yang diduga pesawat," imbuh dia.
Ia menuturkan, sejauh ini terdapat 9 kapal berada di area laut wilayah penemuan objek pesawat dengan 84 penyelam di dalamnya. Kapal-kapal itu antara lain, 2 kapal Amerika Serikat, Malaysia KD Lekir, 4 kapal Indonesia, KN Baruna Jaya I, KRI Banda Aceh, kapal Basarnas Purworejo, dan 2 kapal Singapura.
"Jadi ada 9 kapal yang menunggu di daerah penyelaman. Kemudian kapal Baruna Jaya dan Geo Survei saling bahu-membahu untuk menemukan objek-objek di bawah permukaan," beber dia.
Sementara itu untuk unsur-unsur kekuatan yang ada pada hari ini, Bambang menambahkan, pesawat udara sebanyak 20 unit, terdiri dari fix swing 6 unit, Indonesia 4, Korea Selatan 1, Rusia untuk dimension area 1. Kemudian, helikopter ada 14 unit, baik yang ada di darat maupun di kapal yaitu terdiri dari Indonesia 10, Singapura 2, Amerika Serikat 2.
"Kapal ada 27 unit. Dari berbagai instansi dalam negeri sebanyak 16 unit, termasuk di dalamnya 2 kapal tanker. Luar negeri 11 unit, terdiri dari Singapura 4 unit, Malaysia 3, Amerika 2 dan Jepang 2 unit," tandas Bambang.
Memasuki hari ke-8 pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 34 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. 30 Jenazah sudah dilakukan proses identifikasi mendalam di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Sementara sisanya masih berada di Pangkalan Bun.
AirAsia QZ8501 hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ans/Yus)
2 Kapal Perang Perkuat Operasi Pencarian AirAsia QZ8501
Menurut Basarnas, sejauh ini ada 27 kapal dari dalam negeri dan asing dalam operasi evakuasi AirAsia QZ8501.
Advertisement