Liputan6.com, Semarang - KRI Bung Tomo, salah satu kapal TNI Angkatan Laut yang bertugas mengevakuasi korban dan serpihan AirAsia QZ8501, hari ini mengisi bahan bakar dan logistik di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Meski siap bertugas kembali, terlihat di atas kapal adanya barang-barang korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 yang dievakuasi selama 7 hari.
Serpihan-serpihan itu dikelompokkan sesuai kategorinya. Terlihat ada pintu darurat, serpihan interior pesawat, raft survival kit, dan potongan besar floating emergency exit door (pintu darurat) Selain itu ada pula 2 baris kursi penumpang yang masing-masing barisnya berisi 3 kursi.
Barang-barang milik korban yang ditemukan mengapung dikumpulkan dalam kantong plastik. Barang-barang itu mulai dari beberapa tas berisi sepatu, rokok, kaca mata, pakaian dan sebagainya. Ada pula tempat duduk untuk bayi berwarna hitam.
Menurut Komandan KRI Bung Tomo, Kolonel Laut Yayan Sofiyan, barang-barang temuan tersebut akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Akan kita serahkan ke KNKT. Kemarin itu kita fokuskan ke evakuasi korban manusia," kata Komandan KRI Bung Tomo Kolonel Laut Yayan Sofiyan di KRI Bung Tomo, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu (4/1/2015).
KRI Bung Tomo menjadi salah satu kapal perang yang bertugas dalam misi pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Kapal tersebut juga sudah menemukan beberapa jenazah serta serpihan pesawat. Karena harus mengisi bahan bakar dan logistik kru kapal, tugas KRI Bung Tomo saat ini digantikan oleh KRI Usman Harun dan KRI Frans Kaisiepo.
"Dengan dedikasi tinggi dan perlengkapan, kita berhasil mengamankan, mengambil serpihan pesawat dan 10 korban," kata Yayan.
Memasuki hari ke-8 pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 34 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. 30 Jenazah sudah dilakukan proses identifikasi mendalam di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Sementara sisanya masih berada di Pangkalan Bun.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ans)
Inilah Serpihan AirAsia di KRI Bung Tomo
Serpihan-serpihan AirAsia QZ8501 itu kemudian dikelompokkan sesuai kategorinya.
Advertisement