Liputan6.com, Semarang - Setelah berlayar 7 hari di lautan mencari korban dan bagian-bagian Pesawat AirAsia QZ8501, tiba saatnya KRI Bung Tomo harus merapat kembali ke daratan. Kapal perang RI itu harus menepi untuk mengisi bahan bakar dan mengambil logistik di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Komandan KRI Bung Tomo, Kolonel Laut Yayan Sofiyan mengungkapkan, apa yang dilakukan KRI Bung Tomo merupakan siklus kapal perang, yakni pengisian logistik dan bahan bakar setelah berlayar 7 hari di lautan.
"Ini siklus kapal perang, setelah 7 hari 7 malam di laut tentu perlu sumber daya. Kita perlu bahan bakar, logistik, dan sebagainya untuk operasi berikutnya," kata Yayan di KRI Bung Tomo, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu (4/1/2015).
Terlihat kapal bahan bakar sudah merapat dan mengisi tabung bahan bakar KRI bernomor 357 itu. Logistik berupa makanan dan minuman kemasan galon juga didatangkan. Sementara sejumlah awak kapal sibuk membersihkan bagian-bagian kapal.
"Sore ini kita berangkat lagi. Pokoknya secepatnya melaksanakan logistik," kata Yayan. KRI Bung Tomo bersama KRI Usman Harun dan KRI Frans Kaisiepo menjadi andalan dalam proses evakuasi AirAsia QZ8510. (Sun/Ans)
7 Hari Cari QZ8501, KRI Bung Tomo Alami Siklus Kapal Perang
KRI Bung Tomo bersama KRI Usman Harun dan KRI Frans Kaisiepo menjadi andalan dalam proses evakuasi AirAsia QZ8510.
Advertisement