Liputan6.com, Surabaya - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku sangat prihatin dengan peristiwa hilangnya AirAsia QZ8501 yang mengangkut 162 orang. Meski belum ada informasi pasti yang menjelaskan keadaan para korban, kecil harapan mereka bisa hidup di lautan selama 9 hari tanpa pasokan makan dan minum.
Untuk mengakomodir penasaran yang hinggap di hati keluarga, Moeldoko menegaskan akan mengerahkan semua prajuritnya mencari korban AirAsia. Bahkan, saat ini prajurit TNI sudah sampai mengabaikan keselamatan pribadi dan berupaya sekuat tenaga untuk menemukan korban. Ia pun meminta keluarga korban percaya pada kemampuan TNI dan akan memfasilitasi keluarga korban yang ingin ikut mencari atau melakukan tabur bunga di lokasi hilangnya pesawat.
"Saya lihat dari sisi kemanuasiaan apabila keluarga korban mau, TNI dari Surabaya bisa mengangkut ke Pangkalan Bun. Dan kita bawa ke lokasi yang menjadi titik pencarian. Tabur bunga, mungkin dengan beliau datang ke lokasi mengurangi rasa kesedihan," kata Moeldoko saat datang ke Posko Crisis Center di Mapolda Jatim, Senin (5/1/2014).
Adapun teknisnya, jelas Moeldoko, pihak keluarga akan terbang ke lokasi dengan 2 pesawat Hercules yang telah disiapkan. Untuk menuju lokasi, keluarga korban juga diberi kesempatan untuk ikut di kapal perang yang kini tengah berada di Pangkalan Bun.
"Teknisnya kita kumpulkan dan keluarga kita angkut ke Juanda dulu ya. Nanti agar beliau-beliau juga paham kesulitan di laut dalam mencari korban. Di laut nanti bisa tabur bunga di sana. Secepatnya," ungkap Moeldoko.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat. (Mut)