Liputan6.com, Malang - Gunung Semeru ditutup total untuk pendakian, terhitung sejak 3 Januari 2015 hingga akhir Maret mendatang. Alasannya, gunung yang terletak di Jawa Timur itu dilanda cuaca buruk hingga beberapa bulan ke depan, dan juga sekalian untuk pemulihan ekosistem.
"Sudah kita tutup, tidak ada izin pendakian sejak 3 Januari, mungkin awal April baru dibuka lagi untuk pendakian," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Ayu Dewi Utari di Malang, Jawa Timur, Selasa (6/1/2015).
Menurut Ayu, pemulihan ekosistem atau proses rehabilitasi dilakukan karena banyak kerusakan di Semeru, terutama di sepanjang jalur pendakian. "Banyak jalur pendakian yang rusak akibat tingginya aktivitas pendakian. Butuh waktu setidaknya 3 bulan untuk memulihkan kembali ekosistem di Semeru," tutur Ayu.
Terkait cuaca, diprediksi selama 3 bulan ke depan cuaca sangat buruk. Di atas gunung, berpotensi terjadi badai yang bisa membahayakan keselamatan pendaki. Dikhawatirkan terjadi longsor serta pohon tumbang sewaktu–waktu di sepanjang jalur pendakian.
"Januari sampai Maret biasanya cuaca sedang buruk-buruknya. Karena itu lebih baik ditutup sekalian untuk pemulihan ekosistemnya," tandas Ayu.
Semeru merupakan salah satu gunung yang paling banyak didaki. Sepanjang libur Natal dan Tahun Baru 2015, rata–rata 1.000 orang per hari mendaki Semeru.
Penutupan pendakian ke Gunung Semeru berdasarkan UU Nomor 05/1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam Pasal 35 disebutkan, untuk kepentingan pemulihan ekosistem, pengelola dapat menghentikan sementara kegiatan. (Sun/Mut)
Cuaca Buruk, Pendakian ke Gunung Semeru Ditutup Hingga Maret
Diprediksi selama 3 bulan ke depan cuaca sedang buruk–buruknya di atas Semeru, berpotensi terjadi badai yang membahayakan keselamatan.
Advertisement