Sukses

Pencarian Korban dan Black Box AirAsia Jadi Prioritas Basarnas

Basarnas harus berpacu dengan waktu dalam menemukan black box AirAsia yang memiliki ketahanan baterai 1 bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang menghilang pada 28 Desember 2014 lalu telah ditemukan. Kini Badan SAR Nasional (Basarnas) berharap dapat segera menemukan black box atau kotak hitam pesawat nahas itu. Ini karena black box biasanya diletakkan di ekor pesawat.

"Sasarannya apa kalau cuma ngangkat (pesawat), habis waktu kita. Sasaran kita korban dan black box," tegas Sulistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Rabu (7/1/2015).

Namun, Sulistyo melanjutkan, tak menutup kemungkinan untuk melakukan pengangkatan jika badan pesawat dibutuhkan kemudian hari. Hanya saja proses pengangkatan badan pesawat belum menjadi prioritas. Masih ada tahapan lain yang lebih penting untuk dilakukan secepatnya.

"Nanti ada tahapan lain yang dibutuhkan. Kalau diangkat (sekarang),  buang waktu kita," jelas dia.

Jenderal bintang 3 itu menuturkan, Basarnas harus berpacu dengan waktu dalam menemukan black box yang memiliki ketahanan baterai 1 bulan. Belum lagi harus memindahkan korban yang keadaannya mulai mengkhawatirkan.

"Kalau mengangkat badan yang besar, masuk di bawah air, misalnya dengan floating balloon atau crane. Untuk bisa mengangkat floating balloon itu bertahap, sedikit demi sedikit, terus sampai terlepas dari dasar laut," tandas Sulistyo.

Hingga hari ke-11 pencarian AirAsia, sudah 40 jenazah korban ditemukan. 24 Di antaranya telah diidentifikasi. Sedangkan 15 sisanya masih dalam proses identifikasi dan 1 lainnya dalam proses pemindahan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (Ndy/Sss)