Sukses

Menunggu Alam Bersahabat untuk Angkat Ekor AirAsia

Tinggi gelombang juga terus mengombang-ambing KRI Banda Aceh, kapal yang mengomandoi misi pencarian AirAsia di Laut Jawa.

Liputan6.com, Surabaya - Pada Jumat menjelang pukul 12.00 WIB kemarin, tim gabungan penyelam TNI AL akhirnya menghentikan penyelaman untuk mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Laut Jawa. Padahal semangat para penyelam bisa dibilang selalu 'on fire' untuk terjun ke laut.

Memang siang itu, cuaca kurang bersahabat. Arus di dasar laut yang mencapai kedalaman lebih dari 30 meter itu hampir mencapai 4 knot meski matahari cukup cerah. Bagi penyelam gabungan antara pasukan  Denjaka, Kopaska, Intaifib dan Dislambair ini, kekuatan arus 4 knot masih terbilang sedang. Namun faktor keamanan tetap prioritas dalam misi kemanusiaan ini. Itu yang selalu ditekankan para pimpinan mereka selama misi ini.

"Semangat kalian sampai detik ini masih ada, saya tahu dari sorot mata kalian. Semangat masih tinggi meski sudah lelah," ujar Komandan Penyelam SAR AirAsia Mayor Profs saat memimpin persiapan penyelaman untuk besok pagi di geladak KRI Banda Aceh, perairan Laut Jawa, Jumat (9/1/2015) malam. "Tetap yang paling utama adalah faktor keamanan," tegas dia.

Pengangkatan ekor pesawat berpenumpang 155 penumpang dan 7 awak ini, memang sudah diupayakan tim gabungan penyelam TNI AL sejak 2 hari terakhir. Begitu juga upaya pencarian black box atau kotak hitam. Namun lagi-lagi alam belum bersahabat. Proses pengangkatan ekor pesawat pun tertunda.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung proses pengangkatan ekor pesawat ini. Ia berharap, pengangkatan ekor pesawat seberat 5 ton ini segera diangkat ke permukaan. Namun upaya penyelaman kemarin hanya dapat dilakukan mulai pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, karena cuaca buruk.

Moeldoko dan anak buahnya berharap arus di dasar laut lebih bersahabat. Mereka menunggu sampai Jumat malam seraya menyusun strategi. Namun sampai pukul 22.00 WIB, arus di bawah laut belum juga surut.

Tinggi gelombang juga terus mengombang-ambing KRI Banda Aceh, kapal yang mengomandoi misi pencarian AirAsia di Laut Jawa. Pengangkatan ekor AirAsia pun kembali tertunda dan dilanjutkan mulai pagi ini saat fajar menyingsing.

"Setelah briefing bersama Panglima TNI dan Panglima Koarmabar, maka akan dibentuk grup. Tugas utama besok pukul 06.00 sudah mulai bekerja. Aba-aba mulai turun dari Panglima TNI dan Koarmabar," jelas Profs.

Sampai Sabtu pagi pukul 05.00 WIB, gelombang laut masih tinggi. Guncangan sangat terasa di KRI Banda Aceh, bahkan hingga mencapai kemiringan sekitar 35 derajat. Namun misi pagi ini tetap dilaksanakan sesuai hasil keputusan semalam.

Para penyelam sudah bersiap-siap sejak pukul 05.00 WIB. Sebagian menurunkan sekoci, beberapa lagi mengecek kondisi kesehatan. Para perwira TNI bintang dua juga sudah ramai mengawal Panglima TNI Jenderal Moeldoko di geladak kapal. Mereka memantau persiapan para ksatria itu.

Memang, kondisi cuaca di Laut Jawa sejak misi pencarian AirAsia ini menjadi kendala utama. Kondisi cuaca selalu tak menentu. Mulai dini hari hingga pagi beberapa hari belakangan cukup baik, tapi menjelang siang berubah. Hujan badai disertai petir, hingga gelombang tinggi bisa tiba-tiba saja muncul.

Sementara doa-doa selalu dipanjatkan setiap salat berjamaah di KRI Banda Aceh, agar misi pencarian AirAsia ini berjalan lancar. Begitu juga kepada para keluarga korban, agar diberikan ketabahan menerima musibah ini. Semoga saja hari-hari ke depan alam lebih ramah menyapa selama misi pencarian AirAsia ini. (Rmn/Riz)

Live dan Produksi VOD