Liputan6.com, Jakarta - Kondisi cuaca dan ombak tinggi menjadi hambatan tim SAR gabungan yang melakukan evakuasi korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Hal itu juga diakui oleh Tim SAR Centropas yang berasal dari Rusia.
Menurut Ketua Pakar Militer Kementerian Keadaan Darurat Rusia Edward Chizikov, hambatan utama yang dihadapinya selama kurang lebih 2 minggu mencari keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 adalah kondisi cuaca.
"Jadi hambatan utama yang dihadapi mungkin semua penyelamat di pasukan internasional dan pasukan Indonesia, pertama itu cuaca," kata Edward dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (11/1/2015).
Ia menambahkan, gelombang laut baik di permukaan atau di dalam laut juga menjadi hambatan lainnya dalam melakukan pencarian pesawat berpenumpang 155 orang dan 7 awak itu.
"Sebab ada gelombang yang sangat besar. Dan untuk pilot yang mengendarai pesawat, mereka bekerja dalam keadaan yang agak sulit sebab tidak ada petunjuk ke mana harus pergi," tuturnya.
Meski demikian, ia bersyukur tim SAR gabungan baik dari Basarnas dan pihaknya dapat menyelesaikan tugas evakuasi sampai ekor pesawat nahas itu terangkat ke permukaan.
"Tetapi kami menyelesaikan semua masalah ini. Hasilnya bagian belakang pesawat dengan bantuan dari pasukan Rusia, dinaikkan ke kapal Crest Onyx dan dibawa ke darat," tambah dia. (Ado/Ans)
Tim SAR Rusia: Cuaca Ekstrem Jadi Hambatan Kami Cari QZ8501
Hambatan utama yang dihadapi selama kurang lebih 2 minggu mencari keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 adalah kondisi cuaca.
Advertisement