Liputan6.com, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) mulai mengurangi kekuatan udara dalam pencarian AirAsia QZ8501. Terutama kekuatan udara yang berasal dari pihak asing.
Namun Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan hal itu bukan karena akan menghentikan pencarian korban kecelakaan pesawat maskapai penerbangan asal Malaysia.
"Ojo Ngono (bukan begitu tidak mencari korban lagi). Pertimbangannya kan sekarang area sudah mulai mengerucut. Kemudian kita hitung beberapa kekuatan kita. (Setelah dievaluasi) Besok kita kurangi lagi yaitu dari Korea Selatan. Pesawat P3C Orion dari Korea Selatan akan kita kembalikan dari mission area," kata Bambang Soelistyo di kantornya, kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (11/1/2015).
Meski dikurangkan, bala bantuan dari kapal asing seperti Singapura, Malaysia, Amerika Serikat serta Tiongkok masih diperlukan. Menurut Bambang, berdasarkan hasil evaluasi, tim SAR gabungan di bawah koordinasi Basarnas masih membutuhkan alat dari kapal asing tersebut.
"Masih sementara saya tahan untuk evaluasi, karena saya masih butuh kemampuan sistem yang ada di kapal itu," jelas Kepala Basarnas.
Meski demikian, Bambang tidak menampik bahwa pihaknya memang telah melakukan evaluasi dalam pencarian. Terutama masa pencarian yang sudah memasuki hari ke-15.
"Ini kan sudah kita evaluasi dari operasi Basarnas dan tim SAR gabungan. Salah satu yang kita lakukan sudah mulai dikurangi kan kekuatan asing dari negara sahabat, tapi untuk yang lainnya belum bisa saya sampaikan," tandas Kepala Basarnas.
Pada hari ke-15, tim SAR asal Rusia juga mengakhiri misinya. Menurut Ketua Pakar Militer Kementerian Keadaan Darurat Rusia Edward Chizikov, hambatan utama yang dihadapi mereka selama kurang lebih 2 minggu mencari keberadaan pesawat AirAsia QZ8501 adalah kondisi cuaca.
"Jadi hambatan utama yang dihadapi mungkin semua penyelamat (AirAsia) di pasukan internasional dan pasukan Indonesia, pertama itu cuaca," kata Edward dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu 11 Januari 2015. (Ans)
Mengerucut, Basarnas Kurangi Kekuatan Udara Pencarian AirAsia
Namun menurut Kepala Basarnas, hal itu bukan karena akan menghentikan pencarian korban kecelakaan pesawat AirAsia GZ8501.
Advertisement