Liputan6.com, Bogor - Kepolisian Resor (Polres) Bogor Kota menyelidiki lokasi terjadinya pohon tumbang di Kebun Raya Bogor (KRB), Minggu pagi kemarin. Hingga kini polisi belum bisa menyimpulkan penyebab terjadinya musibah yang mengakibatkan tewasnya 5 orang dan 29 orang luka-luka tersebut.
Kapolres Bogor Kota AKBP Irsan mengatakan, terkait dengan kejadian tersebut, kemarin pihaknya memang konsentrasi untuk mengurus para korban. Untuk itu hari ini polisi mencoba menelusuri awal mula terjadinya musibah ini. Sebab, kemarin cuaca cukup baik tanpa adanya angin kencang.
Irsan menuturkan, pihaknya sudah memeriksa 2 orang. Di mana satu orang dari pihak rombongan korban dan satu orang dari pihak Kebun Raya Bogor.
‎"Dalam waktu dekat kita juga melakukan pemeriksaan lebih intensif dan detail terhadap pihak KRB yang sehari-hari mengurus pohon tersebut," ungkap Irsan di Kebun Raya Bogor, Senin (12/1/2015).
Sementara pihaknya belum bisa menarik kesimpulan dugaan terjadinya peristiwa tersebut. Menurut dia, butuh penyelidikan yang lebih mendalam. "Kita masih menyelidiki bagaimana standar operasional dari maintenance atau perawatan pohon yang tumbang ini,"‎ ujar Irsan.
Pihaknya juga akan meminta pendapat dari ahli, yakni dari Fakultas Kehutanan IPB terkait dengan pendeteksian terhadap kesehatan pohon tersebut. "Nantinya juga kita akan periksa orang yang lebih mengetahui tentang pohon di KRB ini, apakah pengurus pohon di sini sudah menjalankan SOP yang seharusnya atau tidak," papar dia.
Selain itu, Polres Bogor Kota juga akan menyurati pihak KRB untuk meminta agar pohon-pohon yang rawan tumbang dijadikan status quo terlebih dahulu. "Jadi jangan dikunjungi terlebih dahulu oleh para pengunjung KRB. Agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali," pungkas Irsan.
LIPI Belum Ada Riset
Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengakui belum memiliki riset atau alat guna mendeteksi kesehatan pohon. Kebun Raya Bogor-LIPI akan tetap beroperasi, sedangkan untuk pengawasan KRB akan melakukan zonasi wilayah.
Dikatakan Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain saat mengunjungi korban pohon tumbang di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor, bahwa sejauh ini LIPI belum memiliki riset dan teknologi yang akurat untuk memeriksa kesehatan pohon.
"LIPI belum mengembangkan terkait riset dan alat untuk mengukur tingkat kesehatan, apakah keropos atau tidak sampai saat ini," tegas dia.
Sejauh itu, terang Iskandar, pengawasan pohon yang berada di kebun konservasi milik LIPI hanya berdasarkan pengamatan visual terhadap pohon. "Kami akan mulai memikirkan riset dan teknologi terkait kesehatan pohon ke depannya. Tahun depan, saya harap sudah bisa dikembangkan," jelasnya.
Sementara Kepala Konservasi KRB-LIPI Didik Widiamoko menambahkan KRB sendiri mempunyai sekitar 400 perkerja yang bertanggung jawab terkait 40.000 pohon dan 45 di antaranya merupakan ahli pohon.
Didik juga menegaskan pascakejadian pohon tumbang yang menewaskan 5 orang, KRB tidak akan tutup operasi. Hal tersebut, kata Didik, merupakan jaminan bahwasannya KRB masih layak dikunjungi. "Kita juga atau siapapun tidak ingin hal seperti ini terjadi. Untuk menekan nol kecelakaan (zero accident) tidak mungkin. Ini merupakan musibah," ujarnya.
Ke depan, terang Didik, KRB akan membelakukan zonasi bagi daerah-daerah yang dianggap rawan atau pusat keramaian pengunjung dan selama sepekan akan dilakukan pengecekan terhadap seluruh pohon yang mempunyai status perhatian. (Ado/Ali)
Polresta Bogor Segera Periksa Pihak Kebun Raya Terkait Pohon Maut
Dalam waktu dekat polisi akan memeriksa lebih intensif dan detail terhadap pihak KRB yang sehari-hari mengurus pohon tersebut.
Advertisement