Sukses

Black Box FDR AirAsia Ditemukan Paling Dicari

Black box FDR AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan dan diangkat oleh tim SAR. Kabar ini paling dicari untuk mengungkap penyebab kecelakaan.

Liputan6.com, Jakarta - Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box AirAsia QZ8501 telah ditemukan. Pencarian masih terus dilakukan terhadap bagian lain dari black box yakni Cockpit Voice Recorder (CVR).

Berita ini paling dicari sepanjang Senin 12 Januari 2015 kemarin. Selain itu ada kabar dari Anang Hermansyah yang garang kala Paripurna Perdana DPR 2015.

Berikut ini 5 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com:

2 dari 6 halaman

FDR Ditemukan

1. Black Box Flight Data Recorder AirAsia QZ8501 Ditemukan

Tim SAR berhasil menemukan dan mengangkat Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box AirAsia QZ8501. Benda berwarna oranye itu dipastikan milik AirAsia berdasar serial numbernya.

"Ada laporan dari Ketua KNKT bahwa pada pukul 07.11 telah berhasil diangkat bagian dari black box yakni Flight Data Recorder oleh Tim SAR Gabungan," ungkap Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo di Kantor Pusat Basarnar, Kemayoran, Jakarta, Senin (12/11/2015).

Menurut dia, FDR yang ditemukan tersebut telah terkonfirmasi milik AirAsia QZ8501. Konfirmasi dilakukan terhadap part number dan serial number yang berada di FDR yang ditemukan.

Selengkapnya di sini.

3 dari 6 halaman

Kronologi Pengangkatan FDR

2. Kronologi Pengangkatan Black Box FDR AirAsia

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkapkan penemuan black box FDR AirAsia berawal dari pencarian Tim Penyelam TNI AL sejak 2 hari lalu, atas penemuan sinyal oleh KN Jadayat. Kemudian pada hari berikutnya, penyelam akhirnya berhasil menemukan kotak berwarna oranye itu.

"Saya akan jelaskan pada saat kita angkat ekor ada informasi dari KN Jadayat bahwa ada frekuensi kuat bahwa di lokasi black box sebenarnya," ujar Moeldoko di perairan Laut Jawa, Senin (12/1/2015).

Setelah itu, kata Moeldoko, pihaknya meminta pihak KN Jadayat mendalami sinyal tersebut. Barulah TNI AL dikerahkan ke lokasi penemuan sinyal data rekaman penerbangan ini.

Selengkapnya baca di sini.

4 dari 6 halaman

Kenapa Dimasukkan ke Akuarium

3. Kenapa Black Box AirAsia Harus Masuk Akuarium?

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo mengatakan, perlu adanya penanganan khusus terhadap black box FDR tersebut. Sebab, garam air laut dan udara dapat membuatnya berkarat.

Dia menjelaskan, akuarium berisi air tawar itu merupakan tempat khusus yang bisa mencegah FDR berkarat terkena udara. "Penanganan terhadap black box jika ditemukan ditempatkan khusus dan harus direndam dengan air tawar agar tidak bersinggungan dengan udara," terang Nurcahyo.

Selengkapnya ada di sini.

5 dari 6 halaman

Cerita tim SAR Rusia

4. Cerita Tim SAR Rusia Selama Operasi Pencarian AirAsia QZ8501

Tim SAR Rusia mengakui selama proses pencarian dan evakuasi banyak kendala yang dihadapi. Tak lain adalah cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Selat Karimata--tempat kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501--.

Meski banyak kendala, Tim SAR dari negeri 'Beruang Merah' itu tak segan-segan membantu evakuasi dan pencarian korban. Sejumlah penyelam dan peralatan canggih juga diikutsertakan menyisir lokasi hilangnya pesawat.

Apa kesan tim SAR Rusia selama membantu dalam operasi pencarian AirAsia? Klik ini jawabannya.

6 dari 6 halaman

Anang Hermansyah Garang

5.'Garangnya' Anang Hermansyah kala Paripurna Perdana DPR 2015

Sering dicibir karena dinilai belum pantas menjadi anggota dewan, politisi PAN yang juga musisi terkenal Anang Hermansyah unjuk gigi. Dalam Sidang Paripurna perdana DPR 2015, Anang melancarkan interupsi.

"Saya ingin menyampaikan bahwa di sidang paripurna yang terhormat ini, setelah saya reses, menyangkut teman-teman musisi di daerah, pembajakan belum ada solusi. Juga menyangkut keresahan seniman di Jakarta maupun daerah, jangan sampai terkesan DPR membiarkan pembajakan ini," ujar Anang berapi-api saat interupsi di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (12/1/2015).

Menurut dia, problem pembajakan di Indonesia memang sudah seperti penyakit kronis. Para seniman khususnya musisi semakin lama semakin dimatikan roda ekonominya. Kreativitas mereka pun sama sekali tak dihargai.

Selengkapnya baca di sini.