Sukses

Identifikasi 14 Korban AirAsia, DVI Andalkan Hasil DNA

Kondisi 14 jenazah korban AirAsia sudah sulit dikenali.

Liputan6.com, Surabaya - Hingga hari ke-17 pencarian AirAsia QZ8501, Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi 34 jenazah korban pesawat yang hilang pada Minggu 28 Desember 2014. Adapun 14 jenazah korban lainnya masih dalam proses identifikasi.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Pol Arthur Tampi mengungkapkan, pihaknya tengah memfokuskan pemeriksaan DNA terhadap 14 jenazah yang belum teridentifikasi itu. Sebab kondisi 14 jenazah tersebut sulit diidentifikasi.

"Kita akan tunggu hasil DNA karena sudah sulit untuk pembanding yang lain," kata Arthur di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Menurut Arthur, pemeriksaan DNA 14 jenazah amat penting guna mengungkap identitas jenazah. Sebab, sejumlah data lainnya seperti mencocokkan susunan gigi dan ciri-ciri lainnya sudah tidak mungkin dilakukan lantaran kondisi jasad korban yang sulit dikenali.

"Belum tentu semua ada data giginya. Tidak semua ada data giginya. Makanya kita pakai DNA," ucap Arthur.

Di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, tim penyelam menemukan rekaman kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR). Benda ini merupakan bagian penting dari kotak hitam (black box) AirAsia. Dengan penemuan ini, Tim SAR Gabungan telah menemukan 2 bagian penting dari AirAsia yakni rekaman penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan rekaman kokpit (CVR).

Dua benda yang terdapat dalam black box ini telah diserahkan ke KNKT dan siap diproses untuk mengetahui penyebab utama hilang dan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Pesawat itu hilang dan jatuh ke perairan Selat Malaka dalam perjalanan dari Bandara Juanda Jawa Timur menuju Singapura. (Sun/Sss)