Sukses

Kapolri Era Gus Dur: Budi Gunawan Ilmuwan

Chaerudin Ismail menduga, kasus yang menimpa Budi Gunawan karena ada persaingan dalam penentuan calon kapolri.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengumumkan status Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai tersangka, Selasa 13 Januari 2015 kemarin. Kendati demikian, masih ada suara yang mendukung pencalonan BG sebagai kepala polri (kapolri) untuk menggantikan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman.

"Karena bekas anak buah, saya pikir bagus. Dia banyak nulis pandangan-pandangan, dia termasuk ilmuwan. Mungkin ada persaingan, wallahualam saya belum tahu itu," kata mantan kapolri Jenderal Polisi Purnawirawan Chaerudin Ismail di Jakarta, Rabu (14/1/2015).

Chaerudin menduga, apa yang menimpa BG kemungkinan karena persaingan dalam penentuan calon kapolri. "Kalau terjadi persaingan tidak sehat, apalagi mempengaruhi politik ini berbahaya," ujar Chaerudin.

Dia menegaskan, tidak bisa memastikan ada tidaknya 'permainan' dalam penetapan BG sebagai tersangka oleh KPK. Namun, ujar dia, dalam era reformasi seperti saat ini tidak bisa dipungkiri banyak pihak yang menginginkan jabatan kapolri. Semua pihak merasa pantas menduduki jabatan tersebut.

"Dulu orang itu tahu diri kalau tidak pantas. Sekarang setiap orang merasa pantas," ujar Chaerudin.

Kapolri era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengingatkan, jika pun ada persaingan untuk menduduki kursi nomor wahid di kepolisian, harus dilakukan secara sehat. Sebab, telah ada kriteria persyaratan yang ditetapkan untuk menduduki jabatan tersebut.

Kriterianya antara lain berpengalaman di persoalan reserse, karena masalah utama yang dihadapi polisi adalah keamanan publik. Sehingga, kapolri harus bisa memastikan terpeliharanya keamanan dan ketenteraman, serta memerangi kejahatan dengan upaya penyidikan dan pengungkapan kasus.

"Pemimpin kepolisian harus memahami betul masalah itu," tandas Chaerudin. (Sun/Sss)