Liputan6.com, Jakarta - Tim investigasi AirAsia kini memulai tahap penyelidikan lanjutan berupa validasi dan sinkronisasi data rekaman penerbangan atau flight data recorder dan rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR).
Tapi sesungguhnya ada beberapa data lain yang dibutuhkan agar analisis yang dihasilkan lebih akurat. Anggota tim investigasi Kapten Ertata Lananggalih mengatakan, sedikitnya ada 4 data yang harus tersedia.
"Validasi itu menyinkronkan berbagai data. 1 Data dari ATC (Air Traffic Control). Selain itu data dari voice data komunikasi antara pilot dengan ATC," kata Ertata di kantor KNKT, Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Setelah kedua data itu berhasil dikumpulkan dan divalidasi, lanjut Ertata, barulah data FDR diambil. Data FDR kemudian divalidasi lagi dengan hasil validasi dari 2 data sebelumnya. Setelah itu data CVR diambil dan disinkronasi sebagai pembanding dari 3 data yang sudah selesai divalidasi.
"Jadi 4 data itu kita sinkronkan sehingga hasil validasi itu layak kita pakai untuk langkah selanjutnya," jelas pilot pesawat yang sudah terbang selama 40 tahun itu.
Ertata sangat berharap proses sinkronasi dan validasi data AirAsia ini tak memakan waktu lama. Sehingga hasil akhir dari penyelidikan ini juga bisa lebih cepat dari target 1 tahun sebagaimana aturan yang berlaku.
"Sinkronisasi mudah-mudahan tidak lama. Kita ingin mencoba kalau bisa lebih cepat dari batasan waktu internasional," tandas Ertata. (Ndy/Yus)
Selain FDR dan CVR AirAsia, KNKT Cek Sejumlah Data Lain
Ada beberapa data lain yang dibutuhkan agar analisis yang dihasilkan lebih akurat.
Advertisement