Sukses

1 Korban AirAsia Teridentifikasi, Gadis 15 Tahun Cindy Clarissa

Budiyono menuturkan, pemeriksaan primer terhadap Cindy terbukti dari data gigi geligi.

Liputan6.com, Surabaya - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur hari ini berhasil mengidentifikasi 1 lagi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Korban adalah jenazah berlabel B019 yang teridentifikasi sebagai Cindy Clarissa Soetjipto.

"Jenazah B019 ini berdasarkan temuan data primer dan 2 data sekunder, yakni medis dan properti teridentifikasi Cindy Clarissa Soetjipto, perempuan, 15 tahun, alamat Malang, WNI," kata Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Budiyono di Mapolda Jatim, Kota Surabaya, Rabu (14/1/2015).

Budiyono menuturkan, pemeriksaan primer terhadap Cindy terbukti dari data gigi geligi. Lalu fakta itu diperkuat dengan temuan sekunder berupa medis dan antropologi, seperti jenis kelamin, usia, serta tinggi badan.

"Ditambah dengan properti baju dan celana yang sesuai dengan CCTV," tutur dia.

Dengan hasil hari ini, maka total ada 39 jenazah korban AirAsia yang berhasil diidentifikasi. Sementara masih ada 9 lagi yang berada di RS Bhayangkara Surabaya dan  menunggu untuk diidentifikasi.

Selain itu masih ada 2 jenazah yang baru ditemukan dan masih berada di Kalimantan. Seluruh jumlah korban AirAsia yang telah ditemukan hingga hari ini total sebanyak 50 jenazah. (Mut)

Boneka Kesayangan >>>

2 dari 2 halaman

Boneka Kesayangan

Boneka Kesayangan

Jenazah salah seorang penumpang AirAsia QZ8501, Cindy Clarissa Soetjipto disemayamkan di Yayasan Gotong Royong Malang, Jawa Timur, Kamis (15/1/2015) sore. Boneka, selimut dan baju tidur kesayangan Cindy turut dimasukkan ke peti jenasah siswi kelas X di SMAK Santo Albertus Kota Malang tersebut.

"Itu barang-barang kesayangannya untuk menemani Cindy, kami masukkan ke peti jenazah saat masih RS Bhayangkara Surabaya," kata Hendro Soetjipto, paman Cindy saat di rumah persemayaman Yayasan Gotong Royong Malang.

Jenazah Cindy Clarissa ditemukan dengan kondisi baju dan jam tangan yang masih melekat di tubuhnya. Barang-barang itu pun turut dimasukkan ke dalam peti jenazah. "Jam tangan dan baju masih menempel di tubuhnya saat ditemukan oleh tim SAR," sebut Hendro.

Pihak keluarga juga memilih tidak menggunakan peti jenazah yang disiapkan oleh pihak AirAsia. Alasannya, kualitas peti yang disiapkan itu tidak terlalu baik dan tidak tahan lama. Rencananya jenazah akan dikremasi di Krematorium Sentong Lawang Malang pada Selasa 20 Januari depan.

"Kami berterima kasih kepada pihak AirAsia yang sudah menyiapkan peti jenazah, tetapi maaf kualitasnya tidak begitu bagus. Kami memilih menggunakan peti jenazah yang kami beli sendiri," ucap Hendro.

Pihak keluarga juga sudah membelikan peti jenazah sendiri untuk ibu Cindy, Lindawati Anggara yang sampai saat ini belum ditemukan. Pihak keluarga berharap jasad Lindawati bisa ditemukan dalam waktu dekat agar bisa dimakamkan bersama-sama. "Kami berharap tim Basarnas bisa menemukan jenasah ibu Cindy secepatnya,", harap Hendro.

Cindy Clarissa beserta keluarganya menjadi penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Selain Cindy juga ibunya Lindawati Anggara, ayahnya Rudy Soetjipto serta kakaknya Kevin Alexander Soetjipto. Jenazah Rudy Soetjipto dan Kevin Alexander Soetjipto telah ditemukan dan dimakamkan terlebih dahulu.

Terkait santunan seperti dana asuransi, pihak keluarga enggan memikirkan hal itu. Sebab masih ada jenazah Lindawati yang harus ditemukan terlebih dahulu. Keluarga juga siap membantu pihak AirAsia dan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur untuk menemukan jenazah Lindawati.

"Kami tidak berpikir soal santunan atau apa pun, lebih baik fokus ke penemuan Lindawati. Kami terus berkomunikasi dengan AirAsia dan Polda Jatim untuk membantu apa yang dibutuhkan agar Lindawati bisa ditemukan," ungkap Hendro.

Bantu Asuransi Korban AirAsia

Sementara itu, Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, terus berkomunikasi dengan perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu untuk mengurusi masalah hak asuransi warga Kota Malang yang menjadi korban AirAsia QZ8501.

"Kemarin sudah ada komunikasi dengan OJK dalam rangka asuransi, karena itu sesuai mandat Gubernur Jawa Timur," kata Walikota Malang M Anton saat menghadiri persemayaman Cindy Clarissa Soetjipto di Yayasan Gotong Royong Malang, Kamis (15/1/2015).

Menurut dia, OJK juga akan memastikan bahwa pihak ahli waris korban AirAsia penerima asuransi memiliki rekening di bank. Selain itu juga mengklarifikasi posisi keuangan terakhir pihak ahli waris. "Sesuai mandat Pak Gubernur Jawa Timur, OJK ini mengurusi asuransi mulai dari memastikan keluarga korban membuka rekening dan mengklarifikasi soal harta benda terakhirnya,: papar Anton.

Berdasarkan data yang dimiliki Pemkot Malang, ada sekitar 36 warga Kota Malang yang menjadi penumpang AirAsia QZ8501 tersebut. Pemkot telah menyiagakan perwakilannya untuk terus bersiaga di Polda Jatim. Serta siap membantu apa pun yang dibutuhkan oleh warganya untuk menemukan anggota keluarganya yang menjadi korban pesawat nahas tersebut.

"Kita harus terus memberi dukungan kepada keluarga korban (AirAsia QZ8501) agar tetap bersemangat sampai anggota keluarganya bisa ditemukan," pungkas Walikota Malang. (Ans)