Sukses

Kata JK Soal Penarikan Dubes Brasil Pasca-Eksekusi Mati Marco

Salah satu warga Brasil, Marco Archer Cardoso Moreira termasuk dalam 6 terpidana yang dieksekusi mati pada 18 Januari 2015 kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Brasil menjadi kedutaan besar negara asing pertama yang angkat kaki dari Indonesia karena kecewa terhadap pelaksanaan eksekusi para terpidana mati pada 18 Januari 2015 kemarin. Salah satu warganya, Marco Archer Cardoso Moreira termasuk dalam 6 terpidana yang dieksekusi.

Menanggapi angkat kakinya Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Wakil Presiden Jusuf Kalla tetap santai. Pria yang karib disapa JK itu menilai, penarikan Dubes Brasil tak akan mengganggu hubungan bilateral.

"Tidak-tidak berpengaruh, ini biasa. Sama seperti kita menarik dubes kita di Australia untuk sementara. Ini tak ganggu hubungannya sendiri, hanya kasus itu. Lebih banyak kepentingan dalam negeri," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (19/1/2015).

JK menegaskan, sebagai negara berdaulat, tidak boleh ada negara lain yang dapat memengaruhi keputusan eksekusi mati. Negara lain, ucap dia, diminta menghormati putusan pengadilan tersebut.

Meski demikian, JK mengaku tetap menghormati perbedaan pendapat yang disampaikan oleh negara lain.

"Ya memang suatu keputusan negara berdaulat seperti Indonesia, itu adalah kewenangan kita. Tapi ada banyak negara berbeda pendapat terkait hukuman mati dan perlu kita hargai juga. Namun yang tetap kita jalankan adalah kepentingan nasional kita," tutur JK.

‎"Kalau mereka protes, ya tentu kita hormati sebagai bagian dari politik dalam negeri mereka," imbuh mantan Ketua Umum Golkar itu.

Selain Brasil, ‎pemanggilan duta besar juga akan dilakukan Belanda. Negeri Kincir Angin itu juga memprotes eksekusi mati yang dilakukan pemerintah terhadap warga negaranya, Ang Kiem Soe. (Ndy/Ein)