Sukses

Kian Sulit, DVI 2 Hari Tanpa Hasil Identifikasi Jasad AirAsia

"Kami mohon maaf karena dua hari ini belum ada jenazah yang berhasil teridentifikasi," kata Ketua Tim DVI.

Liputan6.com, Surabaya Proses identifikasi semakin sulit. Total ada 8 jenazah penumpang pesawat Airasia QZ8501 yang belum teridentifikasi, setelah 2 jasad yang baru ditemukan telah tiba di RS Bhayangkara.

Hari ke-23 jatuhnya AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura di perairan Laut Jawa dekat Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu 28 Desember 2014 ini, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur belum lagi mengidentifikasi jenazah penumpang pesawat.

Tim DVI masih terus melakukan rekonsiliasi yang mendalam terkait 6 jenazah yang masih berada di RS Bhayangkara Surabaya. Ada 3 jenazah berjenis kelamin laki-laki dan 3 jasad perempuan, dengan kode label nomor B 028, B 044, B 045, B 049, B 050, B 051.

"Kami mohon maaf karena dua hari ini belum ada jenazah yang berhasil teridentifikasi," kata Ketua Tim DVI Kabid Dokkes Polda Jawa Timur Kombes Pol Dr Budiyono di Posko Crisis Center.

Tim DVI, lanjut dia, setiap hari selalu melakukan pendalaman rekonsiliasi. Namun ternyata masih belum mampu menemukan kecocokan antara data antemortem dengan data postmortem.

"Karena belum menemukan titik temu yang pas itulah kami masih belum berani memutuskan," jelas Budiyono.

Selain itu, tim DVI juga menemukan data yang spesifik, seperti temuan gigi palsu, ternyata setelah disandingkan dengan data antemortem, terdapat banyak penumpang yang memakai gigi palsu, baik itu laki-laki maupun perempuan. Sehingga tim DVI kesulitan mengenali salah satu jenazah yang memakai gigi palsu itu.

"Terkadang ada pula keluarga yang tidak mengetahui korban memakai gigi palsu," lanjut dia.

Dan ketika dicari di puskesmas atau rumah sakit di beberapa kota, sambung Budiyono, tidak ada yang tahu. Sehingga temuan data yang spesifik itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Temuan lain, tutur dia, ada pula info yang sangat bagus dari data antemortem, seperti tahi lalat, pakaian dan beberapa tanda fisik yang spesifik. Akan tetapi karena kondisi jenazah sudah tidak bagus, data spesifik itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Dimungkinkan sudah banyak yang lepas," demikian Budiyono.