Sukses

Organda Tangerang Enggan Turunkan Tarif Angkutan Umum

Penurunan harga BBM tidak berpengaruh terhadap harga spare part kendaraan yang harus ditanggung sopir dan pengusaha angkutan umum per bulan.

Liputan6.com, Tangerang - Angkutan umum di Tangerang, Banten, enggan menurunkan tarif meski pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. BBM jenis premium dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 6.600 per liter. Sedangkan solar dari semula Rp 7.250 per liter diturunkan menjadi Rp 6.400 per liter.

"Kita belum akan menurunkan tarif angkutan umum. Baik itu angkutan dalam kota maupun antarkota dalam provinsi (AKDP)," ujar Ketua Organda Kota Tangerang Selatan M Yusro Siregar, Selasa (20/1/2015).

Dia beralasan, belum paham dengan kebijakan pemerintah. Dia khawatir, kalau pemerintah dengan mudah menaikkan dan menurunkan harga BBM, maka akan ada kemungkinan dalam waktu dekat harga BBM kembali naik.

"Kan bisa saja sewaktu-waktu harganya naik lagi. Kita ikuti saja dulu mekanisme pasarnya. Toh saat ini pemerintah menjual harga BBM sesuai dengan fluktuasi harga minyak dunia yang saat ini belum konsisten," kata Yusro.

Yusro mengatakan, penurunan harga BBM tidak berpengaruh terhadap harga suku cadang kendaraan yang harus ditanggung sopir dan pengusaha angkutan umum per bulan. Ini jugalah yang menjadi salah satu alasan Organda Tangsel enggan menurunkan tarif angkutan.

"Saat BBM naik beberapa waktu lalu, harga spare part (suku cadang) ikut naik 20 persen. Tapi, kita pantau harga setelah penurunan harga BBM, harga spare part tidak turun," ungkap dia.

Meski begitu, Yusro menyatakan, Organda Kota Tangsel siap menurunkan tarif angkutan bila sewaktu-waktu ada keluhan dari masyarakat. "Kalau ada komplain dari masyarakat, kita jadikan masukan. Dan mungkin saja (tarif) kita turunkan juga," tukas Yusro. (Mvi/Mut)