Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pergantian posisi di pejabat Polri dilakukan. Posisi Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri diisi oleh Irjen Pol Budi Waseso untuk menggantikan Komjen Pol Suhardi Alius.
Pergantian ini terbilang mendadak, pasalnya mutasi terhadap Suhardi dilakukan ditengah polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Usai terpilih dari jadi Kabareskrim, Irjen Pol Budi Waseso berharap konflik di internal Polri dapat terselesaikan.
"Tolong, mudah-mudahan tidak mencederai organisasi Polri yang membesarkan saya, yang menghidupkan saya," kata Budi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Mantan Kepala Sekolah dan Staf Pimpinan (Kasespim) Mabes Polri ini menegaskan dirinya tidak akan berkhianat kepada Korps Bhayangkara. "Saya tidak akan menjadi pengkhianat untuk Tri Brata. Saya yakin," tegasnya.
Ketika disinggung mengenai pengkhianat di internal Polri, Budi tak memungkiri hal itu benar adanya. "Ya bisa saja. Itu kalau pengkhianat internal. Itu urusan internal. Karena pengkhianat itu nanti yang urus internal. Ya nanti kita bahas," ucapnya.
Sebelumnya, mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komjen Pol (Purn) Oegroseno mengaku kaget dengan pernyataan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Irjen Pol Budi Waseso tentang adanya pengkhianat di tubuh Polri.
"Saya kaget dengan statement calon penggantinya. Kok ada istilah penghianat. Siapa ini pengkhianat?" Kata Oegroseno di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 17 Januari 2015 pekan lalu.
Istilah pengkhianat yang dilontarkan Budi dianggap Oegroseno malah memunculkan masalah baru di internal Polri. Apalagi belum tuntasnya polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Oegroseno berpendapat, seharusnya mantan Kapolda Gorontalo itu tidak mengeluarkan statement kontroversial.
"Kalau dia ditunjuk dapat jabatan, jangan bilang statement bahwa ada misi pembersihan," katanya. (Ein)