Liputan6.com, Jakarta - ‎Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan langkah politik Ketua KPK Abraham Samad saat menjelang Pilpres 2014 yang ditulis dalam sebuah blog berjudul 'Rumah Kaca Abraham Samad'. Hasto membenarkan adanya pertemuan antara Abraham Samad dan pihak PDIP terkait keinginan menjadi pasangan Jokowi saat Pilpres.
‎"Guna menanggapi apa yang disampaikan Prof Chaudry Sitompul, Bapak Hadidjojo Nitimihardjo, dan Indra Ketaren yang pada 21 Januari 2013 menyampaikan pengaduan publik ke KPK terhadap 'Rumah Kaca Abraham Samad' (judul tulisan di blog), maka kami nyatakan sebagian besar benar adanya," kata Hasto, di Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Hasto membantah pernyataan ‎Samad yang mengatakan cerita tersebut fitnah. Pertemuan yang dilakukan Samad tersebut, diakui Hasto sebagai kekecewaan terhadap harapan besar yang ditempatkan masyarakat pada KPK.
Sebagai pimpinan KPK, lanjut dia, ‎seharusnya Abraham Samad tak mementingkan kepentingan pribadi. Ia pun meminta agar Samad mengakui pertemuan tersebut dan menarik bantahannya.
"Kami harapkan Samad untuk berani mengakui banyak pertemuan yang dilakukan, sekurang-kurangnya dengan petinggi 2 partai politik, PDIP dan Nasdem, dalam kaitannya dengan proses pencalonan beliau sebagai cawapres pada Pemilu 2014," ungkap Hasto.
Atas kejadian ini, Hasto pun meminta agar KPK membentuk komite etik. Pihak PDIP dan petinggi partai lain yang bertemu Samad juga akan bekerja sama.
"Merekomendasikan pada KPK untuk membentuk komite etik dan pada kesempatan ini disampaikan bahwa saya, Hasto Kristiyanto, Pak Hendropriyono, dan beberapa saksi yang kami miliki, yang di antaranya menduduki menteri kabinet kerja Jokowi-JK, siap memberikan keterangan saksi," tegas Hasto.
"‎Atas hal ini, saya akan tanggung jawab secara politik, etik, dan di muka hukum‎," tambah dia.
Hasto menuturkan, pertemuan tersebut dilakukan proaktif oleh 2 orang tangan kanan Abraham Samad. Keduanya berinisial D. Hasto tak mau menjelaskan lebih rinci siapa mereka, seorang berasal dari kalangan profesional dan seorang lagi baru akan diungkap di komite etik.
>>Rumah Kaca>>
Rumah Kaca
'Rumah Kaca'
Lewat tulisan 'Rumah Kaca Abraham Samad', akun dengan nama Sawito Kartowibowo mengungkapkan ada 6 kali pertemuan yang membahas Abraham Samad menawarkan diri sebagai Cawapres bagi Jokowi.
Â
Penulis mengklaim memiliki data, yang bisa dikonfirmasi baik pada pihak Samad maupun pihak PDIP, dan penulis meminta agar kedua kubu itu menjelaskan semua hal-hal yang perlu diketahui publik, misalnya ada apa PDIP dengan Budi Gunawan.
Â
"Ada Enam Pertemuan yang dilakukan oleh Abraham Samad dengan PDIP yang mengindikasikan Samad bukan lagi seorang Penyidik yang bebas kepentingan politik, tapi ia seperti Politisi biasa yang memanfaatkan peluang baik kesempatan maupun posisi," tulis akun tersebut yang diposting pada 17 Januari lalu.
Â
Akun tersebut juga mengungkapkan pertemuan beberapa politisi PDIP dengan Samad di sejumlah tempat seperti apartemen mewah di Jakarta dan hotel bintang lima di Yogyakarta.
Â
"Dalam beberapa pertemuan itu juga Samad memakai Masker dan Topi, Samad menemui petinggi PDIP dan menawarkan dirinya untuk mendampingi Jokowi. Karena dalam pertemuan itu Samad masih dalam kedudukannya sebagai Ketua KPK," lanjutnya.
Â
Selain itu, Samad juga dituding balas dendam politik setelah dirinya gagal mendampingi Jokowi dalam Pilpres. Penetapan status tersangka Komjen Pol Budi Gunawan yang berujung ditundanya ia menjadi Kapolri dituding penulis sebagai dendam.
Â
"Karena apakah Samad benar-benar adil dalam melaksanakan tugas KPK, apakah itu hanya pada memenuhi investasi politiknya sekaligus menyelesaikan dendam politiknya? Kenapa ada dendam politik? Karena memang ada latar belakang atas keputusan ini yang harus ditanyakan pada Samad, baik publik yang sedang eforia Samad, sampai ada tulisan "Samad Adalah Kita", lalu melengos pada Jokowi saat Samad bermain tarik ulur soal Budi Gunawan," ungkap akun itu.
Menanggapi tulisan itu, Abraham menyatakan sebagai 'serangan' terhadap dirinya. Mengingat, ‎Budi Gunawan merupakan calon tunggal terpilih sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Sutarman.
"Itu semua fitnah," kata Abraham Samad dalam pesan singkatnya Senin 19 Januari 2015.
Advertisement