Liputan6.com, Jakarta - Christopher Daniel Sjarief, tersangka kecelakaan Outlander maut di arteri Pondok Indah, Jakarta mengonsumsi narkoba jenis lisergat dietilamida (LSD) sebelum mengemudi. Akibatnya, Christopher sempat merasa sebagai pembalap.
"Dia juga tidak sadar mencampakkan handphone milik sopir pemilik mobil bahkan saat berkendara Christopher merasa dirinya seorang pembalap akibat efek dari LSD," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul di Mapolda Metro Jaya, Kamis (22/1/2015).
LSD memang salah satu narkoba yang memiliki efek halusinasi. Hal ini dapat mengubah pandangan orang dan menimbulkan disorientasi terhadap pancaindra. LSD juga termasuk narkoba yang terbilang mahal.
"Narkoba itu cukup mahal untuk 1x1 cm harganya mencapai RP 350 ribu," tambah dia.
Saat ini Christopher masih menjalani pemeriksaan di Mapolrestro Jakarta Selatan. Akibat ulahnya, dia diancam pasal berlapis dengan Pasal 311 UU tahun 2002 tentang lalu lintas dengan hukuman 12 tahun penjara dan pasal 35 tentang Narkotika dengan ancaman di atas 5 tahun penjara.
Sebelum kecelakaan maut itu, Christopher dan temannya M Ali menaiki Outlander maut tersebut yang disopiri Sandi. Namun di tengah jalan, Ali memutuskan turun meninggalkan Sandi dan Christopher.
Saat tinggal berdua itulah, Christopher melempar HP Sandi dan mencekik Sandi. Sandi menghentikan mobil dan turun dari mobil. Christopher lalu mengambil alih kemudi dan membawa mobil hingga hilang kendali dan menabrak 6 sepeda motor dan 2 mobil.
Akibat kecelakaan Outlander maut tersebut, 4 orang meninggal dunia dan 4 lainnya mengalami luka-luka. Korban tewas yaitu Wisnu Anggoro (32), Mustopa (28), Mahyudi Herman (43) dan Batang Oenang (49). Sedangkan 4 korban lainnya mengalami luka-luka di antaranya Mochamad Arifin (39), Luthfi Abrian Wijaya (26), Rifki Ananta (30) dan Budiman Sitorus (39). (Mvi/Ein)
Polisi: Efek Narkoba LSD, Christopher Mengira Dirinya Pembalap
LSD memang salah satu narkoba yang memiliki efek halusinasi.
Advertisement