Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar Tantowi Yahya menilai penangkapan Wakil Ketua KPKÂ Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri bernuansa saling membalas antar institusi. Karena, penangkapan itu tak lama setelah KPK menetapkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka.
"Nuansa yang ditangkap oleh publik itu suasana balas membalas. KPK menetapkan salah seorang dari keluarga Polri sebagai tersangka. Kemudian Polri melakukan penangkapan," kata anggota Komisi I DPR RI itu di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (23/1/2015).
Meski alasan penangkapan dan penetapan Bambang Widjojanto sebagai tersangka adalah karena kasus saksi palsu Pilkada Kotawaringin, Tantowi memandang masyarakat tetap akan berpikir demikian.
Ia mengatakan adanya nuansa balas dendam antara Polri dengan KPK bisa membuat negara sakit. Sehingga kejadian itu merupakan pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemerintahan yang baru.
"Ini PR besar. Kembali lagi kepada pemerintah, di awal-awal pemerintahan pak Jokowi. Jadi saling konflik antara kelembagaan ini adalah sesuatu yang kurang sehat dalam proses berbangsa bernegara," ucap Tantowi.
Pada pukul 07.30 WIB pagi tadi, Bareskrim Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap Bambang Widjojanto di Depan Butik Rifa (samping SDIT Nurul Fikri), Jalan Komplek Timah Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Sebelum ditangkap, sekitar pukul 06.30 WIB, Bambang keluar dari kediamannya di Kampung Bojong RW 28 Kelurahan Sukamaju untuk mengantarkan anaknya ke sekolah menggunakan Mobil Isuzu Panther B 1559 EFS. Mobil tersebut kemudian dibuntuti oleh anggota Bareskrim Mabes Polri sampai ke SDIT Nurul Fikri. Usai mengantar anaknya itulah, langsung dilakukan penangkapan dan Bambang beserta mobilnya langsung dibawa ke Mabes Polri.
Penangkapan Bambang Widjojanto tersebut dilakukan oleh 15 anggota Bareskrim Mabes Polri yang dipimpin oleh Brigjen Viktor. (Mut)
Tantowi Golkar: BW Ditangkap Nuansanya Balas Membalas
Adanya nuansa balas dendam antara Polri dengan KPK dalam penangkapan Bambang Widjojanto bisa membuat negara sakit.
Advertisement