Sukses

Drama KPK-Polri di Jumat Pagi

Penangkapan Bambang Widjojanto oleh Polri berdasar 3 alat bukti kasus sengketa Pilkada Kabupaten Waringin Barat 2010 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Drama penangkapan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menuai reaksi dari sejumlah kalangan. Sejumlah kejanggalan pun mewarnai proses penangkapan hingga penetapannya menjadi tersangka.

"Ini pelemahan atau penghancuran? dan ini setting-nya ada mengenai itu, ada political setting itu udah pasti,"  kata Bambang. 

Pernyataan Bambang tersebut seolah menjadi luapan emosi Wakil Ketua KPK pasca-penangkapan dirinya oleh tim Bareskrim Mabes Polri. Bagi Bambang ini benar-benar merupakan sebuah pembunuhan karakter terhadap dirinya dan juga institusi yang menaunginya yaitu KPK.

Sebelumnya, pada Jumat 23 Januari 2015 pukul 07.30 WIB, Bambang ditangkap penyidik Bareskrim Mabes Polri. Bambang ditangkap saat pulang mengantar anaknya sekolah. Dengan tangan diborgol Bambang yang tanpa pengawalan ajudan langsung diringkus polisi, dan dibawa ke Bareskrim dengan anaknya.

Bambang ditangkap polisi berdasar 3 alat bukti kasus sengketa Pilkada Kabupaten Waringin Barat 2010 lalu. Bambang dianggap memberikan arahan kesaksian palsu kepada sejumlah saksi di persidangan.

Sontak kabar penangkapan ini mengagetkan sejumlah pihak. Sebanyak 60 orang kuasa hukum turun langsung mendampingi Bambang. Bahkan Ketua KPK bersama sejumlah tokoh merapatkan barisan guna memberikan dukungan.

Selama hampir 18 jam diperiksa di Mabes Polri, akhirnya penahanan Bambang ditangguhkan. Entah drama apa lagi yang ingin ditunjukkan para penegak hukum ini.

Yang pasti, terendus aroma balas dendam terkait dengan upaya KPK sebelumnya yang terlebih dulu menetapkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka rekening tak wajar. Lalu bagaimana komentar sejumlah masyarakat?

Saksikan Kopi Pagi selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (24/1/2015), di bawah ini. (Dan/Ado)