Sukses

Kerja Keras Sebulan Pencarian AirAsia QZ8501

Selain jumlah jenazah, Basarnas juga telah berhasil menemukan black box. Saat ini proses pengangkatan bodi pesawat masih dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak pesawat AirAsia QZ8501 dinyatakan hilang kontak pada Minggu 28 Desember 2014 lalu, Basarnas terus melakukan operasi pencarian pesawat nahas tersebut. Hingga Senin 26 Januari 2015 atau tepat sebulan pencarian korban QZ8501 di Perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Basarnas telah membuahkan hasil.

Hasil pertama terkait jumlah penemuan dan evakuasia korban AirAsia. Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan tim SAR gabungan telah menemukan 70 jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501.

"Kami tidak menemukan korban hari ini, jadi total 70 korban sejak Minggu (25/1/2015)," kata Supriyadi, Selasa (27/1/2015).

Basarnas menemukan 1 jenazah pada Minggu 25 Januari 2015. Jenazah ditemukan saat tim sedang mengangkat badan pesawat.

"Kami mengusahakan pengangkatan bodi pesawat, tiba-tiba dari bodi pesawat itu keluar satu jenazah, dari bodi itulah kami ambil jenazah tersebut, kemudian kami evakuasi," ujar Supriyadi.

Hingga Senin 26 Januari 2015, sudah 52 jenazah yang teridentifikasi dan masih ada 17 jenazah sedang dalam proses identfikasi di RSU Bhayangkara Polda Jawa Timur. Sedangkan 1 jenazah yang baru ditemukan masih berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Untuk jenazah yang sudah teridentifikasi, tim DVI Polda Jatim telah menyerahkan kepada pihak AirAsia. Selanjutnya jenazah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan.

2 dari 3 halaman

Black Box

Penemuan Black Box

Setelah menemukan sejumlah jenazah pada awal operasi pencarian AirAsia, tim SAR terus memburu black box milik QZ8501. Benda berwarna oranye itu sangat penting ditemukan guna menyelidiki kecelakaan pesawat nahas tersebut.

Dalam black box, tertanam benda yang merekam perjalanan pesawat QZ8501 itu. Benda itu terdiri dari dua bagian, yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

Tim SAR yang terus berjuang tanpa kenal waktu, akhirnya dapat menemukan benda tersebut pada Minggu 11 Januari 2015. Benda itu terletak pada himpitan puing pesawat dan menyulitkan tim untuk mengambilnya.

Pada hari berikutnya, Tim SAR berhasil menemukan dan mengangkat Flight Data Recorder (FDR). Benda berwarna oranye itu dipastikan milik AirAsia berdasarkan serial number-nya.

Dua hari setelah itu, Selasa 13 Januari 2015, tim penyelam dari TNI AL berhasil mengangkat bagian lain black box, Cockpit Voice Recorder (CVR) ke permukaan.

"Sehingga hari ini, pencarian AirAsia sudah tuntas, terutama hal mendasar," kata Widodo Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Widodo di KRI Banda Aceh, perairan Laut Jawa, Selasa 13 Januari 2015.

Kini kedua benda penting tersebut sudah diserahkan kepada Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk diselidiki. KNKT menyatakan butuh waktu setidaknya 10 bulan untuk merilis laporan AirAsia tersebut.

3 dari 3 halaman

Pengangkatan Bodi QZ8501

Pengangkatan Bodi Pesawat

Tim SAR saat ini terus berupaya mengangkat bodi pesawat AirAsia. Badan utama  pesawat AirAsia QZ8501 itu sempat bisa diangkat, namun jatuh lagi ke dasar Laut Jawa saat dilakukan upaya pengangkatan pada Sabtu 24 Januari 2015.

Tim penyelam mengangkat badan pesawat ke permukaan laut dengan mengikatkan empat balon pengapung atau lifting bag dan tali baja webbing sling. Namun, tali baja yang mengikat rangka badan pesawat terlepas saat badan pesawat mulai terangkat.

Hal tersebut, kata Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi, lantaran kondisi badan pesawat sudah rapuh. Selain itu, kejadian itu juga disebabkan oleh derasnya arus bawah laut. Saat itu, kecepatan arus bawah laut mencapai 3 sampai 5 knot dan jarak pandang penyelam hanya 1 sampai 2 meter.

Tim SAR pada Sabtu 10 Januari 2015 telah mengangkat ekor pesawat AirAsia. Ekor dari QZ8501 itu berhasil diangkat ke kapal Crest Onyx sekitar pukul 14.00 WIB. Sedangkan proses pengapungan ekor pesawat dari dasar laut dimulai sejak pukul 06.00 WIB.

Selain itu, benda yang diduga moncong dari pesawat AirAsia ditemukan nelayan di Kecamatan Pulau Sembilan, Kalimantan Selatan. Nelayan bernama Abah Eti itu menemukan benda tersebut pada Senin 19 Januari 2015 malam. (Yus)