Sukses

Perjalanan AirAsia QZ8501 Hingga Akhirnya Hilang Kontak

Pesawat naik hingga ketinggian 37.000 kaki. Kemudian turun menukik hingga ketinggian 35.000 kaki sampai akhirnya hilang kontak.

Liputan6.com, Jakarta - Satu per satu misteri kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 terungkap. Tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Tranportasi (KNKT) mengungkap perjalanan pesawat dari lepas landas hingga hilang kontak di perairan Selat Karimata.

Ketua Tim Investigasi Mardjono Siswosuwarno menjelaskan, pesawat AirAsia QZ8501 menjejalah angkasa dengan ketinggian 32.000 kaki. Pesawat melalui Airway M-635 yang merupakan jalur penerbangannya.

"Pada pukul 23.11 GMT, terjadilah kontak awal dengan controler Jakarta radar. Pilot menginformasikan pesawat itu sedang berbelok ke kiri dari M-635. Pesawat itu teridentifikasi oleh radar Jakarta dan hal itu dinyatakan ATC Jakarta," jelas Mardjono di kantor KNKT, Kamis (29/1/2015).

Tak lama kemudian, tepatnya pukul 23.12 GMT, pilot meminta izin kepada ATC untuk naik ke ketinggian hingga 38.000 kaki. Tapi, ATC meminta pesawat untuk menunggu.

"ATC Jakarta mengatakan stand by, ya artinya tunggu dulu. Pada pukul 23.16 GMT, ATC mengizinkan atau cleared the pilot untuk naik ke flight level ke 340 atau ketinggian 34.000 kaki," lanjut dia.

Mardjono menjelaskan, saat kejadian, tersedia gambar foto satelit cuaca terkait adanya formasi awan cumulonimbus. Puncak-puncak awal berbahaya bagi penerbangan itu berada pada ketinggian 44.000 kaki.

"Posisi terakhir pesawat yang ditunjukkan di layar radar Jakarta pada koordinat 03 derajat 34 menit 48,36 detik LS dan 109 derajat 41 menit 50,47 detik BT. Dengan ketinggian masih 24.000 kaki," imbuh dia.

Anggota tim investigasi Captain Ertata Lananggalih sempat memperagakan posisi AirAsia QZ8501 saat terbang. Pesawat terbang dengan stabil pada ketinggian 35.000 kaki. Sampai akhirnya hilang.

"Pesawat sempat miring ke kiri, lalu kembali lurus posisinya," jelas dia sambil memegang miniatur pesawat.

Tak lama setelah itu, pesawat naik hingga ketinggian 37.000 kaki. Kemudian turun menukik hingga ketinggian 35.000 kaki sampai akhirnya hilang kontak.

"Jadi naik hingga sekitar 37.000 kaki, tak lama turun hingga ketinggian 35.000 kaki hingga akhirnya hilang," tandas dia.

Pesawat AirAsia yang berangkat dari Bandara Internasional Juanda pada Minggu 28 Desember 2014, pukul 05.20 WIB, itu seharusnya tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura pukul 08.30 WIB. Namun hilang kontak pada pukul 06.17 WIB.

Pesawat AirAsia tersebut berisi 162 orang yang terdiri dari penumpang dan kru. Sebanyak 56 jenazah penumpang AirAsia telah terindentifikasi, sementara lainnya masih dalam identifikasi dan pencarian. (Mvi/Yus)