Sukses

Profesor Soehartati, Pejuang Terapi Radiasi Melawan Kanker

Profesor Soehartati memperluas layanan terapi radiasi hingga pada 2006 merintis program pendidikan dokter spesialis onkologi radiasi.

Liputan6.com, Jakarta - 4 Februari mendatang adalah Hari Kanker Sedunia. Kanker masih jadi salah satu musuh utama dunia kedokteran masa kini. Bahkan, 1 dari 1.000 orang Indonesia disebut terkena kanker. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, 14 dari 10 ribu orang Indonesia terkena kanker. Hal ini tentu membuat kalangan medis tidak tinggal diam.

Seperti dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (1/2/2015), di Indonesia salah satu tokoh utama perang melawan kanker ialah Profesor Soehartati Gondhowiardjo yang merupakan seorang ahli onkologi radiasi.

Terapi radiasi adalah satu dari 3 cara pengobatan kanker yang telah teruji. 2 Lainnya kemoterapi atau pengobatan dengan zat kimia dan pembedahan.

Sekitar 50 persen pasien kanker perlu terapi radiasi. Tapi di Indonesia, sekarang baru sekitar 15 persen pasien yang mendapat layanan terapi ini.

Soehartati berkeras, layanan terapi radiasi di Indonesia harus diperluas. Maka, tahun 2006 dia merintis program pendidikan dokter spesialis onkologi radiasi.

Menurutnya, fasilitas dan mutu terapi radiasi di Indonesia tak kalah dari negara maju. Karena jasanya di bidang radiotheraphy pada 2012, Soehartati mendapat penghargaan dari Kementerian kesehatan.

Kepala Departemen Radiotheraphy Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini pun ditunjuk jadi Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional.

Kanker akan lebih mudah ditangani, bila masyarakat umum paham cara penanganan terbaik. Misalnya usahakan selalu pemeriksaan dini. Dengan pemeriksaan dini, kemungkinan sembuh pasien kanker lebih besar.

Di tiap kesempatan, Presiden Masyarakat Onkologi Radiasi Indonesia dan ibu 3 anak ini terus berkampanye akan pentingnya hidup sehat. (Dan/Ado)