Sukses

Cobaan Buat Elvira di Tengah Miss Universe 2014

Saat berjuang di ajang Miss Universe 2014, Elvira sempat diterpa isu tak sedap. Belum lagi insiden salah ucap.

Liputan6.com, Jakarta - Mahkota Puteri Indonesia 2014 bukan hanya sekedar simbol kemenangan bagi Elvira Devinamira, tapi sebuah beban berat. Wakil Jawa Timur itu mengemban tugas sebagai representasi Indonesia dalam banyak hal. Secara amelioratif, ia adalah duta Indonesia.

Sebagai Puteri Indonesia, gadis 21 tahun itu ikut membantu mendirikan taman bacaan anak untuk pengungsi korban bencana gunung Kelud atau kegiatan membatik di Hari Batik Nasional. Dan ada lagi satu peran menarik yang diembel-embeli ‘harapan segenap masyarakat Indonesia’ agar nama negeri ini berkibar di kancah internasional: sebagai wakil Indonesia dalam kontes kecantikan dunia, Miss Universe 2014.

Di arena inilah, Elvira sang Puteri Indonesia mengerahkan segala kemampuannya, berjuang untuk bisa meraih mahkota prestisius ratu kecantikan sejagad dan membawa mahkotanya ke Indonesia. Miami, Amerika Serikat, pada Minggu 25 Januari 2015 menjadi medan pertempuran puteri-puteri 88 negara untuk bisa dimahkotai gelar Miss Universe 2014.

Sejak malam terpilihnya ia sebagai Puteri Indonesia 2014, Elvira mempersiapkan diri untuk ajang Miss Universe. "Saya berencana melakukan mentoring dengan para ahli dalam menyiapkan diri menuju ke Miss Universe 2014," ucap dia.

Dan kini, meski tak pulang membawa mahkota dan selempang Miss Universe, gadis kelahiran 28 Juni 1993 menorehkan prestasi bagi Indonesia. Kostum yang ia bawakan memenangkan penghargaan khusus Best National Costume.

"Saya sudah bilang ingin menang dan akhirnya saya menang," kata dia dalam konferensi pers di Gedung Mustika Ratu, Pancoran, Senin (2/2/2015).

Tak lupa, ia mengucapkan terimakasih pada sang perancang, Dynand Fariz. "Mas Dynand telah membuatkan kostum yang terbaik."

Selanjutnya: Beban Mahkota Sang Putri...

2 dari 2 halaman

Beban Mahkota Sang Puteri

Beban Mahkota Sang Puteri

Mengukur seberat apa “mahkota” Puteri Indonesia yang dikenakannya, perlu dilihat bagaimana rekam jejak Puteri pendahulunya. Pada ajang Miss Universe 2013, Whulandary Herman berhasil masuk Top 16. Juga Artika Sari Devi yang masuk 15 besar di Miss Universe 2005. Ekspektasi masyarakat Indonesia kepada Elvira pun melambung.

"Yang jelas prestasi Whulan jadi motivasi buat saya dan jadi challenge agar lebih baik lagi," ucap Elvira.

(Keterangan foto: Whulandary Herman)

Seperti Whulan dan Artika, langkah Elvira selesai di Top 15. Toh, tersaring sebagai 15 terbaik dari 88 peserta adalah prestasi.

Mempertimbangkan sederet kriteria penilaian dari panel juri Miss Universe, apa yang sudah ditempuh oleh Elvira memang patut diapresiasi. Terlebih pada tahun ini, kostum bertema `The Chronicle of Borobudur` rancangan Dynand Fariz yang dikenakannya di ajang tersebut berhasil meraih penghargaan Best Nastional Costume. Sebuah prestasi yang tak pernah diraih Indonesia sebelumnya.

Jalan panjang Puteri yang menempuh pendidikan hukum di Universitas Airlangga menuju ajang Miss Universe ini bukan tanpa hambatan. Citra seorang Puteri yang dinilai baik dalam hal beauty, brain, and behavior, sempat terancam dengan beredarnya foto-foto yang memperlihatkan dua sosok mirip dirinya dan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, tengah berinteraksi mesra.

Dara kelahiran tahun 1993 ini memang punya kedekatan dengan KPK. Pada akhir tahun 2014, Elvira sebagai Puteri Indonesia ditunjuk langsung oleh KPK untuk menjadi Duta Antikorupsi. Elvira mengakui bahwa ia mengagumi sosok Abraham Samad dalam kapasitasnya sebagai penegak hukum.

Belakangan, isu foto Elvira dan Samad meredup. Apalagi sang ketua KPK menegaskan, “Ini gosip yang sengaja disebarkan untuk menghancurkan diri saya dan mengkriminalisasi saya.”

Ahli pun membenarkan ada unsur rekayasa di balik foto itu “Sudah dapat dipastikan bahwa foto mesum Abraham Samad adalah hasil dari sebuah rekayasa,” jelas Sekertaris Jenderal Forum Akademisi IT (FAIT) Janner Simarmata dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com.

Bagi Elvira yang saat itu akan mewakili Indonesia di ajang Miss Universe, kejelasan bahwa foto-foto mesra yang beredar merupakan hasil rekayasa digital memberi dampak penting. Minimal ia tak terganggu secara psikologis.

Belakangan Elvira pun membantah secara langsung. Ia yang terpilih menjadi Duta Antikorupsi, memang kenal Abraham Samad sebagai Ketua KPK. Tak lebih dari itu.

"Menurut saya beliau sosok yang tegas, jujur. Saya kagumi ketegasan dan komitmen beliau untuk jadi ketua KPK, berat kan. Apapun dia lakukan, risiko apapun terima untuk bisa bersihkan negara kita dari para koruptor," kata dia dalam konferensi pers Senin (2/2/2014). "Kalau dalamnya gimana-gimana, saya nggak tahu ya."

Kasus foto-foto mesra hasil rekayasa yang menimpa Elvira bukan satu-satunya rintangan yang dihadapinya dalam perjalanan mengikuti Miss Universe. Ada kerikil kecil lain yang berada di jalannya dalam mengikuti ajang yang telah ada sejak tahun 1952 itu.

“Good evening, damasi caballanas. My name is Elvira Devinamira I'm from Indonesia. Halo Doral!” kalimat yang meluncur dari mulut wanita bertinggi tubuh 175 cm ini sontak diikuti dengan gelak tawa penonton dan 2 presenter di sana.

Ternyata tawa tersebut disebabkan oleh adanya kesalahan pengucapan oleh Elvira. Yang diucapkan oleh Elvira seharusnya adalah “Damas ya caballeros” yang dalam bahasa Inggris berarti “Ladies and Gentleman”.

Mirip-mirip insiden “Indonesia is a beautiful city” yang dilakukan Nadine Chandrawinata di Miss Universe 2006. Memang, tak ada gading yang retak. Demikianlah kata pepatah.

Dari Puteri Jawa Timur menjadi Puteri Indonesia dan Top 15 Miss Universe 2014 yang membawakan kostum peraih Best National Costume di ajang itu, Elvira menjalani lika-likunya dalam mengikuti kontes-kontes kecantikan, mulai dari lokal, nasional, hingga internasional.

“I learn to accept everything with gratitude,” (saya belajar untuk menerima segalanya dengan bersyukur) ucap Elvira pada Preliminary Interview Miss Universe 2014 berlatar cerita semasa kecil dimana ia perlu berjalan 30 menit melewati sawah untuk menuju sekolah. (Ein)