Liputan6.com, Jakarta - Di hadapan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan puluhan perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memperkenalkan sistem Jakarta Smart City. Hal ini disampaikannya saat jamuan makan malam di Balai Agung, Balaikota Jakarta.
"Saya nggak tahu ada kota di negara lain yang pakai sistem Smart City atau nggak. Bapak Ibu kalau ingin makan nasi goreng kambing yang enak, nanti dikasih tahu di jalan mana dan akan diketahui kadar gula, kimia, lemak, dan garamnya berapa," kata Basuki alias Ahok, Senin (2/2/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, dengan sistem Smart City yang berbentuk aplikasi bernama Qlue, ia bisa sekaligus mengevaluasi kinerja camat, lurah, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI terkait. Sebab, mereka diwajibkan melaporkan kegiatan mereka setiap harinya.
"Aplikasi ini memudahkan untuk melacak posisi para pegawai dan warga juga bisa melapor di sini," kata Ahok.
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya telah meresmikan aplikasi Smart City pada 15 Desember 2014. Aplikasi ini memudahkan Ahok untuk memantau dan menindaklanjuti seluruh keluhan dan aspirasi langsung dari warganya.
Ahok menjelaskan, salah satu hal penting dalam Smart City adalah penggunaan teknologi berbasis online, yang dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat secara lebih efektif dan murah.
"Saya beri apresiasi kepada Diskominfomas (Dinas Komunikasi Informasi dan Kehumasan) yang sudah berhasil merealisasi aplikasi ini dengan anggaran yang minim. Tidak percuma juga saya mendesak Waze, Safetipin, dan Swakita (perusahaan media sosial besar: Google, Waze, Safetipin.com, SwaKita). Jangan lagi ada sabotase," ujar Ahok.
Kepala Diskominfomas DKI Agus Bambang Setiowidodo mengatakan, untuk memanfaatkan teknologi Smart City, warga dapat mengaksesnya melalui laman smartcity.jakarta.go.id. Situs tersebut telah terintegrasi dengan aplikasi sosial media pengaduan warga Ibukota, seperti email dki@jakarta.go.id, twitter@jakartagoid, Facebook jakarta.go.id, balai warga di website www.jakarta.go.id, petajakarta.org, Lapor! 1708, dan aplikasi navigasi Waze yang dapat diunduh bagi smartphone berbasis android.
Selain itu, kata Agus, Pemprov DKI juga meluncurkan aplikasi sosial media QLUE untuk warga, yang dapat diunduh di android play store. QLUE merupakan suatu aplikasi sosialmedia yang memiliki sarana penyampaian aspirasi pengaduan secara real time. Aplikasi ini juga dapat diunduh di smartphone berbasis android.
"Pengaduan seperti macet, banjir, sampah, joki 3 in 1, parkir ilegal, pengemis, bisa dilaporkan berdasar lokasi dengan fotonya," tandas Agus.