Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang belum lama memimpin Jakarta. Perjalanannya menakhodai ibukota juga penuh penolakan. Belum lagi segudang masalah khas ibukota.
Tugas Ahok mengubah Jakarta menjadi lebih baik memang bukan pekerjaan mudah. Terlebih Ahok hanya punya waktu 2,5 tahun untuk memimpin Jakarta. Ahok menjadi Gubernur DKI untuk menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi presiden Oktober 2014 lalu.
Berbagai masalah itu membuat Ahok merasa stres. "Yang bikin saya stres ini, belum ada yang saya pengen terwujud," ujar Ahok saat memberikan pengarahan pada jajaran inspektorat DKI Jakarta, Rabu (4/2/2015).
Hingga saat ini, 2 masalah krusial Jakarta yakni banjir dan macet memang belum bisa diatasi. Malah kemacetan lalu lintas semakin parah akhir-akhir ini. Berdasarkan survei yang dibuat perusahaan oli, Jakarta merupakan kota termacet di dunia. Berbagai program pembangunan moda transportasi massal sudah dicanangkan. Tapi hingga saat ini belum ada satu pun yang membuat Ahok puas.
Tak heran jika mantan bupati Belitung Timur itu terlihat sering murka dan marah pada bawahannya. Ahok mengatakan, ingin bekerja cepat, terutama menyelesaikan proyek yang mangkrak berpuluh-puluh tahun. "Saya mau cepat. Ada yang bilang sabar, ini kan kerja 40 tahun yang ditinggalin. Sabar," tukas Ahok.
Awal tahun ini, Ahok berusaha meningkatkan kinerja PNS di lingkungan Pemprov DKI dengan meningkatkan gaji mereka hingga 3 kali lipat. Seorang lurah yang semula bergaji Rp 13 juta naik menjadi Rp 33 juta. Sedangkan staf biasa mendapat gaji Rp 9 juta. Ahok mengatakan, kebijakan ini tidak hanya untuk mendongkrak kinerja bawahannya, tapi juga untuk mencegah terjadinya korupsi. (Sun/Sss)