Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memulai lawatan ke 3 negara, yakni Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina pada 5-10 Februari 2015. Jokowi didampingi beberapa menteri, ‎yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri, serta Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.
"Para menteri tersebut akan hadir dan mendampingi Presiden saat bertemu dengan kepala negara di tiga negara tersebut, " ujar Kepala Protokol Negara, Ahmad Rusdi, di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (5/2/2015).
Rusdi menjelaskan, kunjungan tersebut merupakan kunjungan bilateral pertama Jokowi semenjak menjabat sebagai presiden ke negara-negara ASEAN. Walau ada beberapa agenda resmi, Rusdi menyebut kunjungan tersebut sekaligus silaturahmi Presiden Indonesia kepada negara tetangga di wilayah ASEAN.
"Ini kunjungan silaturahmi bahwa kebiasaan, kelaziman seorang kepala negara di lingkungan ASEAN, ketika beliau baru menjabat bersilaturahmi secara resmi mendatangi negara tetangga," ucap Rusdi.
Rusdi mengatakan, dalam lawatannya, negara pertama yang dikunjungi Presiden Jokowi adalah Malaysia. Jokowi dan rombongan akan berada di sana selama 2 malam.
"Dijadwalkan Presiden akan tiba di sana pukul 16.00 waktu Malaysia. Sejak tiba di Bandara Kuala Lumpur, rombongan Presiden Jokowi akan langsung disambut oleh PM Malaysia Najib Razak kemudian dilakukan upacara kenegaraan. Kemudian lagu kebangsaan 2 negara dikumandangkan," ujar Rusdi.
Malam harinya, menurut Rusdi, Presiden akan bersilaturahmi dengan Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara Malaysia. "Di sana akan diselenggarakan jamuan santap malam pukul 20.00 (waktu setempat)," beber Rusdi.
Selain menggelar pertemuan bilateral, Presiden Jokowi akan bertemu sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan berdialog secara langsung. "Tidak hanya dengan tenaga kerja dan buruh migran di Malaysia, Presiden juga bertemu WNI di Brunei dan Filipina," ungkap Rusdi.
Terkait dengan munculnya selebaran iklan alat rumah tangga yang membuat hubungan kedua negara sempat memanas jelang kedatangan Jokowi, Rusdi mengaku kemunculan iklan yang bertuliskan 'Fire Indonesian Maid Now' itu tidak akan mempengaruhi agenda kunjungan Presiden.
Rusdi mengatakan, kemunculan iklan 'Pecat Pembantu Indonesia' sudah disikapi oleh KBRI di Malaysia dengan mengirim nota protes kepada pihak pemerintah Malaysia.
"Itu sudah ada surat protes tentunya kita nunggu surat protes. Nanti kita ketemu dubesnya, Pak Herman Prayitno, Bu Menlu juga sudah mendahului," pungkas Ahmad Rusdi. (Ans/Yus)
Iklan 'Pecat PRT Indonesia' Tak Ganggu Lawatan Jokowi ke Malaysia
Kepala Protokol Negara Ahmad Rusdi mengaku kemunculan iklan 'Fire Indonesian Maid Now' tidak akan mempengaruhi kunjungan Presiden Jokowi.
Advertisement