Liputan6.com, Jakarta: Kasihan anak-anak. Mereka begitu rentan dengan leukimia. Tak perlu heran jika jenis kanker ini paling banyak diderita para bocah. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, misalnya, setiap tahun rata-rata ditemukan lebih dari 75 kasus leukimia yang diderita anak-anak berusia tiga sampai lima tahun.
Repotnya, seperti juga kanker lain, sampai sekarang penyebab leukimia belum diketahui secara pasti. Praktis, penyembuhannya pun masih gelap. Berbagai penelitian medis baru bisa menemukan faktor pemicunya, seperti genetika, pencemaran lingkungan, radiasi, dan bahan-bahan makanan tertentu. Khusus pada anak-anak, faktor genetika diduga sebagai penyebab terbesar.
Ada berbagai macam jenis leukimia. Umumnya, masyarakat mengenal leukimia sebagai kanker darah putih yang produksinya berlebihan, sehingga mendesak darah merah. Padahal, ada pula jenis leukimia berupa kanker sel darah merah dan keping darah. Itulah sebabnya, gejalanya pun berbeda-beda.
Menurut dokter spesialis anak RSCM yang juga konsultan kanker darah Maria Abdulsalam, untuk memastikan seorang anak menderita leukimia, si anak terlebih dulu harus menjalani tes darah. Gejala awal serangan kanker ini ditandai turunnya sel darah merah dan trombosit. Sementara sel darah putih belum tentu ditemukan karena tak dilepas di sel darah tepi atau lantaran tak terlalu banyak diproduksi sumsum tulang.
Andai dalam pemeriksaan ditemukan indikasi seperti itu, si anak harus menjalani prosedur pemeriksaan sumsum tulang. Prosedur ini cukup menyakitkan si penderita, karena dilakukan dengan cara mengebor tulang belakang untuk mengambil sampel darah di dalam tulang tersebut.
Induk sel darah di dalam sumsum tulang akan diperiksa secara seksama. Kalau ternyata cuma ditemukan induk sel darah putih, karena sel darah merahnya terdesak, dapat dipastikan anak itu menderita leukimia. Dalam keadaan normal, induk sel darah merah dan darah putih di dalam sumsum tulang akan ditemukan dalam jumlah tertentu.(RSB/Mira Permatasari, Eko Purwanto dan Agung Nugroho)
Repotnya, seperti juga kanker lain, sampai sekarang penyebab leukimia belum diketahui secara pasti. Praktis, penyembuhannya pun masih gelap. Berbagai penelitian medis baru bisa menemukan faktor pemicunya, seperti genetika, pencemaran lingkungan, radiasi, dan bahan-bahan makanan tertentu. Khusus pada anak-anak, faktor genetika diduga sebagai penyebab terbesar.
Ada berbagai macam jenis leukimia. Umumnya, masyarakat mengenal leukimia sebagai kanker darah putih yang produksinya berlebihan, sehingga mendesak darah merah. Padahal, ada pula jenis leukimia berupa kanker sel darah merah dan keping darah. Itulah sebabnya, gejalanya pun berbeda-beda.
Menurut dokter spesialis anak RSCM yang juga konsultan kanker darah Maria Abdulsalam, untuk memastikan seorang anak menderita leukimia, si anak terlebih dulu harus menjalani tes darah. Gejala awal serangan kanker ini ditandai turunnya sel darah merah dan trombosit. Sementara sel darah putih belum tentu ditemukan karena tak dilepas di sel darah tepi atau lantaran tak terlalu banyak diproduksi sumsum tulang.
Andai dalam pemeriksaan ditemukan indikasi seperti itu, si anak harus menjalani prosedur pemeriksaan sumsum tulang. Prosedur ini cukup menyakitkan si penderita, karena dilakukan dengan cara mengebor tulang belakang untuk mengambil sampel darah di dalam tulang tersebut.
Induk sel darah di dalam sumsum tulang akan diperiksa secara seksama. Kalau ternyata cuma ditemukan induk sel darah putih, karena sel darah merahnya terdesak, dapat dipastikan anak itu menderita leukimia. Dalam keadaan normal, induk sel darah merah dan darah putih di dalam sumsum tulang akan ditemukan dalam jumlah tertentu.(RSB/Mira Permatasari, Eko Purwanto dan Agung Nugroho)