Sukses

Lawatan Muhibah Jokowi ke Negeri-negeri Serumpun

Ada tradisi setiap pemimpin baru di Asia Tenggara memperkenalkan diri langsung ke pemimpin negara tetangga.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - 21 Dentuman meriam menyalak sebagai tanda kehormatan menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana beserta rombongan di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis pukul 15.45 waktu setempat, 5 Februari 2015. Dentuman meriam terdengar tak lama setelah lagu kebangsaan dua negeri serumpun tersebut dikumandangkan.

Sebelumnya perdana menteri negeri jiran Nadjib Razak dan istri dengan ramah menyambut kehadiran Presiden ke-7 RI yang dilantik pada 27 Oktober tahun silam. Beberapa anggota Kabinet Kerja turut menyertai Jokowi, yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri, serta Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.

(Presiden RI Jokowi dan PM Malaysia Najib Razak. Foto: Antara/Udden Abdul)

Kunjungan kenegaraan ini adalah rangkaian lawatan muhibah Jokowi ke 3 negeri serumpun sesama anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Lawatan dimulai dari 5 hingga 9 Februari 2015.

"Ini adalah kunjungan kenegaraan pertama (Presiden Jokowi). Tujuannya adalah untuk perkenalan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Christiawan Nasir di Gedung Kemlu, Jakarta, Kamis 5 Februari 2015.

Meski memastikan para kepala negara dan pemerintahan se-ASEAN telah mengenal dan bertemu Presiden Jokowi, Arrmanatha menegaskan, lawatan itu tetap penting dilakukan. Sebab, sudah menjadi tradisi bagi setiap pemimpin baru di Asia Tenggara, memperkenalkan diri langsung ke pemimpin negara tetangga.

Di samping perkenalan, ada beberapa agenda penting yang dibahas di 3 negara itu. Salah satu yang paling penting adalah mengadakan pertemuan bilateral resmi demi memperkuat hubungan Indonesia dengan tiga negeri serumpun, Malaysia, Brunei, dan Filipina.

'Kerikil' Jelang Lawatan

Beberapa hari jelang kunjungan kenegaraan Jokowi ke Malaysia, muncul selebaran iklan alat rumah tangga yang membuat hubungan kedua negara sempat memanas lagi. Namun Kepala Protokol Negara, Ahmad Rusdi menyatakan kemunculan iklan yang bertuliskan 'Fire Indonesian Maid Now' itu tidak akan mempengaruhi agenda kunjungan Presiden Jokowi.



Kemunculan iklan 'Pecat Pembantu Indonesia' sudah disikapi oleh KBRI di Malaysia dengan mengirim nota protes kepada pihak pemerintah Malaysia. "Itu sudah ada surat protes tentunya kita nunggu surat protes. Nanti kita ketemu dubesnya, Pak Herman Prayitno, Bu Menlu juga sudah mendahului," pungkas Ahmad di Jakarta, Kamis 5 Februari 2015.

Selain masalah bilateral, kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri menjadi 'pekerjaan rumah' tersendiri bagi Jokowi. Terutama memutuskan bakal melantik atau membatalkan pencalonan Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri.



Jokowi mengaku, dia baru mengambil keputusan nasib Kalemdikpol Komjen Pol Budi Gunawan pada pekan depan setelah pulang dari kunjungan kerja ke 3 negara pada Senin 9 Februari mendatang.

"Saya selesaikan semuanya minggu depan, ada yang harus saya selesaikan dulu. Karena ini sudah terjadwal 2 bulan yang lalu, bilateral dengan Malaysia. Sehari-sehari kok, sehari di Malaysia, sehari di Brunei, sehari di Filipina. Senin sudah kembali," ucap Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu 4 Februari 2015.

2 Hari di Malaysia

Terlepas dari persoalan tersebut, agenda Jokowi selama 2 hari di Malaysia terbilang padat. Mulai dari silaturahmi dengan pembesar Kerajaan Malaysia, pertemuan bilateral, agenda kerja sama berbagai bidang hingga berbincang dengan sejumlah buruh migran asal Indonesia.



Menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, posisi Malaysia yang tahun ini merupakan sebagai Ketua ASEAN, membuat kunjungan ke negara tersebut menjadi begitu penting bagi Indonesia.

"Momentum kunjungan kenegaraan ini juga, dalam bingkai ASEAN, menjadi strategis karena Malaysia pada tahun 2015 ini menjadi Keketuaan ASEAN yang tahun sebelumnya 2014, dipegang oleh Myanmar," ujar Menteri Retno di sela acara jamuan kenegaraan di Istana Negara Malaysia, Jalan Duta, Kuala Lumpur, Kamis 5 Februari 2015.

>>Jadi Magnet di Negeri Jiran>>

2 dari 3 halaman

Jadi Magnet di Negeri Jiran

Jadi Magnet di Negeri Jiran

Hari kedua di Malaysia, agenda Presiden Jokowi beserta rombongan masih terbilang padat. Di antaranya membahas atau menyepakati soal perbatasan, maritim, hingga kerja sama mengembangkan mobil nasional.

Namun di sela-sela kesibukan itu, Jokowi tetap menjadi magnet. Usai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan jajaran menterinya, Presiden Jokowi, menunaikan ibadah salat jumat di Masjd Putra, Putrajaya. Kedatangan Jokowi ke Masjid yang berada tidak jauh dari kantor Perdana Menteri itu sempat membuat heboh jemaah masjid.

Jokowi dan rombongan tiba di masjid dengan didampingi PM Najib. Jokowi dan rombongan mengambil posisi saf atau barisan salat kedua bersama dengan Najib.



Melihat kedatangan Jokowi dan Perdana Menteri, salah satu pengurus masjid melalui pengeras suara memberikan salam dan ucapan selamat datang. "Selamat datang kepada yang mulia Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo," ucapnya dengan bahasa Melayu.

Mendengar pengumuman tersebut, beberapa jemaah Masjid yang belum mengetahui kedatangan Jokowi pun tampak kaget. Salah seorang WNI, bernama Andi, langsung berniat untuk berfoto bersama sang Presiden. "Wah, ada Presiden kita yah, nanti foto yah," ucap dia.

Benar saja, setelah ibadah salat Jumat selesai, tidak hanya Andi, namun ratusan anggota jemaah lain tampak berbaris hingga ke pelataran masjid untuk dapat bersalaman dan berfoto dengan Presiden. Beberapa di antara mereka bahkan rela berdesak-desakan untuk dapat mengambil gambar Jokowi atau hanya sekadar bersalaman.

"Apa kabar Pak Presiden, saya Rahmat Pak, warga Pontianak," ucap walah seorang WNI.

"Alhamdulillah, baik, terima kasih..." ucap Jokowi sambil berjalan keluar masjid dan menyalami warga yang mengerumuninya.

>>Sambutan Hangat di Brunei>>

3 dari 3 halaman

Sambutan Hangat di Brunei

Sambutan Hangat di Brunei

Tak hanya di Malaysia, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana juga mendapat sambutan serupa di Brunei Darussalam. Begitu sampai, Jokowi dan Ibu Negara disambut hangat warga di Bandar Seri Begawan.



Sekumpulan bocah-bocah di negara itu juga tak mau ketinggalan ingin melihat Jokowi. Dengan peci hitam untuk anak-anak prianya dan kerudung putih untuk para bocah perempuan, masing-masing memegang 2 bendera. Bendera Merah Putih dan juga bendera negara Brunei.

"Anak-Anak Sekolah di Brunei Darussalam menyambut hangat kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Negara," tulis akun Twitter Iriana, @IrianaJokowi, Sabtu 7 Februari 2015.

Pun demikian saat Jokowi berkunjung Kampung Ayer di Kota Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Banyak warga Brunei yang berebut ingin bersalaman atau sekadar mengambil foto mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Walau dikawal ketat Paspampres dan pengamanan dari polisi Kerajaan Brunei, Jokowi tetap melayani permintaan warga yang ingin berfoto dan bersalaman dengannya.



Dan malam harinya, Sabtu 7 Februari 2015, Presiden Jokowi memenuhi undangan makan malam bersama Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah di Istana Nurul Iman, Bandar Seri Begawan. Tidak hanya dihadiri keluarga kerajaan, acara tersebut juga diikuti para duta besar negara-negara yang ada di Brunei Darussalam.

Dalam sambutannya, Bolkiah mengatakan hubungan persaudaraan antara Indonesia dengan Brunei telah terjalin sejak lama sebagai saudara serumpun. Dengan kedatangan Jokowi ke negaranya, Ia pun meyakini hubungan erat antara Indonesia dan Brunei semakin baik.



"Indonesia adalah jiran terdekat dengan negara Brunei, kedua negara telah ikati persahabatan, berdasarkan ikatan ulama, sejarah, budaya dan bangsa, ikatan ini tidak putus walau masa dan keadaan berubah. Lawatan ini akan terus mengerahkan lagi jalinan silaturahim, yang sudah terwujud," ujar Bolkiah, di Dewan Persantapan Diraja Istana Nurul Iman, Sabtu, 7 Februari 2015.

Usai lawatan ke Malaysia dan Brunei, Minggu 8 Februari 2015, rombongan Presiden Jokowi bertolak menuju Manila, Filipina. Selama di Manila, Jokowi akan bertemu dengan Presiden Filipina Benigno Aquino III. Jokowi juga akan menandatangani perjanjian kerja sama bilateral dan menemui masyarakat Indonesia di negeri yang masih serumpun tersebut. (Ans)