Liputan6.com, Yogyakarta - Ketua Tim 9 Syafii Maarif menyesalkan situasi di tubuh kepolisian. Menurut dia, di tubuh Polri saat ini sedang bergejolak adanya perebutan kekuasaan dengan habis-habisan.
"Yang terjadi di polisi ini kita sedih sekali ada jor-joran (habis-habisan/berlebihan), di dalam itu berebut posisi, berebut pangkat dengan mengorbankan institusi. Ini tidak baik. Ini yang bertarung bukan hanya presiden dengan oknum polisi dengan KPK di dalamnya, jor joran yang harus diperbaiki," ujar Syafii di sela-sela acara Kongres Umat Islam Indonesia, Yogyakarta, Senin (9/2/2015).
Syafii Maarif yang kerap disapa Buya menilai, partai politik sudah masuk ke wilayah institusi penegak hukum. Padahal seharusnya institusi penegak hukum berada di pihak yang netral.
"Jor-joran itu artinya berebut pangkat. Berebut posisi. Ironisnya, partai politik masuk ke dalam. Masuk ke dalam kepolisian itu. Tapi polisi mau diseret ke pihak mereka. Ini kan negara punya, bukan partai yang punya ," ujar dia.
Karena itu, Buya berharap, kapolri yang baru bebas dari segala kepentingan politik. Untuk ia mengimbau kepada Presiden Jokowi untuk memilih Kapolri yang benar-benar kompeten.
"Itu masih dalam proses itu. Kita berharap presiden memilih yang tepat. Memang ada tradisi di polisi yang senior ya. Yang tertua angkatan 81 atau 82 atau kalau itu nggak yang kompeten mungkin bisa cari yang lebih muda," ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini. (Mvi/Yus)
Buya Syafii: Ada Jor-Joran Berebut Pangkat dan Posisi di Polri
Syafii Maarif yang kerap disapa Buya menilai, partai politik sudah masuk ke wilayah institusi penegak hukum.
Advertisement