Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memenuhi undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedatangannya untuk memberi klarifikasi terkait dengan pernyataan dia tentang kebenaran cerita 'Rumah Kaca Abraham Samad' yang ia sampaikan juga saat di Komisi III DPR.
"Saya datang memenuhi undangan KPK. Ini undangan, jadi ini bukan surat panggilan. Undangan untuk melakukan klarifikasi atas pernyataan yang saya berikan ketika saya diundang oleh Komisi III DPR RI pada 4 Februari lalu," kata Hasto di Gedung KPK, Jakarta, Senin (9/2/2015).
Dengan mengenakan kemeja batik motif merah hitam, Hasto tiba pukul 14.00 WIB. Ia mengaku membawa sejumlah bukti untuk mendukung pernyataannya tersebut. Pernyataan yang menyebut ada pertemuan dirinya dengan Ketua KPK Abraham Samad terkait keinginan menjadi cawapres Jokowi saat Pilpres 2014 lalu. Politikus partai berlambang banteng moncong putih itu menjelaskan pernyataan-pernyataan dia itu bukan untuk memperlemah KPK.
"Sekali lagi saya tegaskan ke semua bahwa saya datang bukan untuk memperlemah KPK. Saya justru untuk memperkuat KPK itu sendiri di dalam tugas yang maha berat melakukan pemberantasan korupsi," ujar Hasto.
Ia menambahkan apa yang dilakukannya saat ini, merupakan upaya agar tidak ada penyelewengan kekuasaan atau pelanggaran yang dilakukan oleh pimpinan KPK, dalam hal ini diduga Samad. Sebab pelanggaran kode etik pimpinan lembaga antirasuah itu patut dipertanggungjawabkan.
"Saya juga tidak menutup mata kebenaran yang saya akan ungkap bahwa di tengah misi yang begitu besar tersebut, ada pihak yang diduga melakukan pelanggaran kode etik, yaitu dari salah unsur pimpinan KPK," ujar Hasto.
Hasto Kristiyanto sebelumnya membeberkan langkah politik Ketua KPK Abraham Samad yang mengincar posisi wapres pada Pilpres 2014. Hasto menyebut Samad beberapa kali bertemu dirinya di sebuah apartemen di kawasan Pacific Place, Jakarta Selatan.
Pernyataan Hasto ini keluar tidak lama setelah Presiden Jokowi menunda pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri. Pelantikan mantan ajudan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri itu terganjal karena yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Bahkan Hasto membenarkan, seperti yang terdapat dalam artikel 'Rumah Kaca Abraham Samad' itu, bahwa Samad merasa Budi adalah orang yang mengganjalnya menjadi cawapres Jokowi. Karena itu, Abraham melalui KPK menetapkan Budi sebagai tersangka. (Osc/Yus)
Datangi KPK, Hasto Kristiyanto Beri Klarifikasi soal Samad
Hasto mengaku apa yang diungkapkannya untuk memperkuat KPK, bukan memperlemah.
Advertisement