Sukses

Pengamat: Sasaran Razia TNI Harusnya Bukan Polisi dan Sipil

Menurut pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar, target razia POM AL terbatas hanya kepada anggota militer saja.

Liputan6.com, Jakarta - 2 Anggota Polri dipukul sejumlah anggota POM TNI AL yang sedang melakukan operasi penegakan ketertiban (Gaktib), di Bengkel Cafe kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Gesekan antara TNI dan Polri untuk kesekian kalinya itu pun disayangkan banyak pihak.

Menurut pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar, Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) tidak berwenang merazia tempat hiburan malam, anggota polisi, dan masyarakat sipil. Target razia POM AL terbatas hanya kepada anggota militer saja.

"Kalo negara tertib sipil itu militer merazia bukan sasarannya ke sipil. Sasarannya ke militer juga, tidak ke sipil atau polisi," ujar Dosen Universitas Indonesia di Jakarta, Senin (9/2/2015).

Ia menjelaskan, lembaga Kepolisian memiliki pengawas sendiri, yakni Provost Propam (Provesi Pengamanan). Polisi tidak salah bila menolak dirazia oleh anggota TNI, sebab tugas TNI adalah mempertahankan negara.

"Tidak salah polisi menolak karena TNI bukan aparatur yang berwenang. Polisi itu punya polisinya sendiri, Provost Propam. Polisi dan TNI kan bukan satu lembaga, bukan ABRI lagi," kata dia.

Sebelumya, pada Sabtu 6 Februari 2015 sejumlah polisi tengah menggelar kegiatan di sebuah ruangan di Bengkel Cafe di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Namun tiba-tiba datang sekitar 30 anggota POM TNI AL yang hendak melakukan operasi penegakan dan penertiban tempat hiburan malam.

Diduga lantaran salah paham, keributan pun terjadi antara polisi dan anggota POM TNI AL, hingga memicu dugaan pemukulan kepada polisi. Dugaan pemukulan itu dipicu beberapa alasan, yang masing-masing pihak punya alasan berbeda.

Pihak polisi menyatakan, pemukulan bermula lantaran dugaan penuduhan adanya narkoba. Namun karena adanya kesalahpahaman, perselisihan pun memuncak hingga terjadi dugaan pemukulan. Sementara pihak TNI AL menyebutkan alasan dugaan pemukulan akibat adanya perlawanan dan tidak bersedia mengeluarkan identitas, serta menodongkan senjata api dari polisi. (Mut)