Liputan6.com, Jakarta - Banjir di sebagian wilayah Jakarta mulai surut. Sebagian besar korban banjir dari total 5.986 jiwa yang sempat mengungsi di 14 lokasi di Ibukota, pun telah kembali ke rumah masing-masing.
Namun ribuan korban banjir di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, masih berada di lokasi pengungsian. Para korban banjir Jakarta itu tersebar di beberapa titik.
"Sebanyak 2.063 warga Penjaringan telah diungsikan petugas di lapangan. Jumlah tersebut tersebar di beberapa titik, mulai dari kantor kelurahan hingga pos polisi," beber Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Selasa (10/2/2015) malam.
Sutopo menjelaskan, 1.500 warga mengungsi di Rusun Muara Baru, 168 orang di Kantor Kelurahan Penjaringan, 84 orang di Pos Polisi Pluit, 7 orang di Kantor RW 07, 104 orang di Gedung SD 012, 150 orang di Masjid Nurul Ihwan, dan 50 orang ditempatkan sementara di Rumah Yatim RW 17.
"Personel kita yang stand by di posko adalah sebanyak 5 orang dari BNPB, 4 orang SRC, 3 orang Menwa, dan 2 orang Senkom," imbuh Sutopo.
Sutopo mengatakan pula, BNPB menyiapkan 1 mobil dapur umum yang telah mendistribusikan sebanyak 760 nasi bungkus. Selain itu, BNPB menyiapkan family kit untuk 4 pos pengungsi.
Seiring surutnya banjir dan berhentinya hujan, Sutopo berharap, para pengungsi korban banjir Jakarta tersebut sudah bisa kembali ke kediaman masing-masing pada Rabu pagi 11 Februari 2015.
Evaluasi dan Peringatan Dini
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan pihaknya akan melakukan sejumlah evaluasi untuk mencegah banjir yang serupa.
Advertisement
"Kami berencana akan melakukan evaluasi satu sampai dua hari ini. Selain meningkatkan pelayanan dan koordinasi selama banjir, kita juga akan lebih spesifik soal peringatan dini," ujar Bambang saat dihubungi Liputan6.com, Selasa malam.
Menurut dia, peringatan dini tidak keliatan karena sungai-sungai sebenarnya cenderung normal ini kan karena curah hujan lokal yang tinggi.
"Kami tidak ada peringatan dini soal hujan lokal sehingga untuk penanganan terkesan tidak cepat. Namun berdasarkan instruksi gubernur, semua pihak mendekatkan diri ke daerah genangan (banjir Jakarta). Baik dalam logistik maupun sumber manusianya sehingga kita bisa mempersiapkan lebih baik," jelas Bambang Surya Putra. (Ans)